Memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Ponpes Al Madani

Memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di Ponpes Al Madani

Kab.Bandung – Warnajembar.com // Acara giat memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, yang bertempat ponpes Mts Al Madani jalan Madur Desa Sukamaju kecamatan Cimaung kabupaten Bandung pada hari ini Kamis 19 Oktober 2023.

Maulid Nabi adalah merupakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yaitu pada 12 Rabiul Awal, Nabi Muhammad SAW dilahirkan oleh seorang Ibu bernama Aminah binti Wahab dan sang Ayah bernama Abdullah bin Abdul Muthalib.

“Ponpes Al Madani bukan kali pertama melaksanakan giat Maulid Nabi ini, akan tetapi mulai dari awal pertama kali berdirinya ponpes ini, jelas Bapak H. Osin Permana, M.AG,. Dalam memberikan keterangannya kepada jurnalis warnajembar.com siang ini,” jelasnya.

Sekitar 100 jamaah mengikuti giat Maulid Nabi Besar Muhammad SAW dengan penuh Hikmat dan Hisron Fiil Ilmi (Haus akan ilmu) penuh khusyu.

Sebelum ceramah di mulai, pimpinan pondok H. Osin Permana, M.AG,. bersama seluruh jamaah melaksanakan Istighosah terlebih dahulu, dipimpin oleh Jamal Jamaludin mengingat sekarang musim kemarau yang sangat panjang, kita sebagai hambaNya Allah berserah diri untuk melaksanakan taqoruf ilalloh dan ber istighosah bersama.

Hadir dalam kegiatan ini KH. A. Miftah Fauzi, H. Osin Permana, M.Ag,. (Pimpinan pondok pesantren Al Madani Madur), Ray Sahreza, dan Ibu Kepala Desa Sukamaju yang ikut menghadiri giat Maulid Nabi kali ini.

H. Osin Permana mengungkapkan “Semoga Allah SWT mempermudah segala urusan kita, diberikan kekuatan untuk melancarkan agama Nya Allah,” Jelasnya.

Point penting dalam Tasyakur Bin Nikmat Baginda Nabi Muhammad SAW “Kul Inkuntum Tuhibunalloha Fadtabuni Yahubkumulloh Wayaghfirlakum Dunubakum wallohu Gofururrohim”. Cinta na urang ka Kanjeng Nabi Muhammad harus dengan Karena Allah. Dan setiap jalma anu taat pasti masuk Syurga.

Baca Juga:  Si jago Merah Melalap 3 rumah di kecamatan Sindang kerta kabupaten Bandung barat

Jangan sampai pendalaman Tur’iah (Nuntut ilmu) dan pendalaman ilmu jadi salah tafsir, mengoptimalisasi sholat 5 waktu (Wasta’inu bisobri wasollah)Dan kita juga harus saling menghargai dan menghormati satu sama lain dan belajar mengasihi kepada orang yang pelit dan belajar menyayangi pada orang yang galak terhadap orang lain,” jelasnya.

Dan 4 hal itu penting Ibtiba’ bentuk ya taat dan jadikan Nabi menjadi Tauladan, cara sikap kita harus dengan Al-Qur’an dan pantas atau tidaknya harus sesuai dengan SunahNya, Optimalisasi amalan Kita sehari-hari, Optimalisasi serta meningkatkan amal sunahnya diantaranya sholat Dhuha na, puasa sunahnya, dan yang ke 4 belajar mencintai sesama muslim karena Allah dan jangan kedepankan perbedaan akan tetapi kedepankan persamaan,” Pungkasnya.

Jurnalis : Rosari Hayati