WARNAJEMBAR.COM – Harga emas (XAU/USD) terus menguat, menyusul pemulihan dari posisi terendah sebelumnya. Pada 28 November 2024, harga logam mulia ini diperdagangkan di sekitar degree $2,640, didorong oleh ekspektasi pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga Amerika Serikat pada pertemuan Federal Reserve bulan Desember. Pemotongan suku bunga akan mengurangi biaya peluang (alternative value) dalam memegang aset yang sepertinya tidak berbunga, dengan begitu meningkatkan daya tarik emas sebagai pilihan investasi.
Menurut PT. Dupoin Futures Indonesia, tren positif harga emas terlihat jelas dengan cara indikator Shifting Reasonable yang ada. Jika tren ini terus berlanjut, harga emas diprediksi akan hingga degree $2,658. Tetapi jika gagal menembus batas tersebut, harga emas dapat terkoreksi menuju $2.622. Selain itu, penurunan imbal hasil obligasi Amerika Serikat juga memberi dorongan untuk penguatan harga emas, dengan begitu mengurangi ketegangan terkait kebijakan tarif perdagangan.
Optimisme pasar terhadap emas juga mendapat dorongan dari penurunan risiko geopolitik, terutama pasca perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah. Meskipun, sentimen terhadap harga emas masih rentan terhadap fluktuasi, tergantung dinamika geopolitik dan kebijakan perekonomian. Proyeksi pasar memperlihatkan bahwa peluang penurunan suku bunga oleh The Fed semakin meningkat, dengan probabilitas hingga 70% pada tanggal 28 November, dengan begitu memberi dorongan untuk tren penguatan emas.
Meskipun, pelaku pasar diimbau tetap berhati-hati mengingat tingginya volatilitas harga. Keputusan The Fed, perkembangan politik global, dan perubahan imbal hasil obligasi Amerika Serikat akan sangat mempunyai pengaruh pada arah pergerakan harga emas di masa depan. Selagi ekspektasi penurunan suku bunga masih kuat, harga emas diprediksi masih dalam tren bullish, meski risiko pembalikannya masih ada.
Sumber : VRITIME