Rahasia Gen Z dalam Mengelola Masa Depan

Rahasia Gen Z dalam Mengelola Masa Depan


Jakarta, 15 Oktober 2024 – Di generation virtual yang serba cepat ini, literasi keuangan menjadi semakin penting terutama bagi generasi muda. Munculnya teknologi keuangan, pembayaran virtual, dan platform investasi on-line memberikan peluang besar, tetapi juga meningkatkan risiko, termasuk penipuan dan perilaku konsumen impulsif. Literasi keuangan memungkinkan Gen Z dan Milenial membuat keputusan keuangan yang tepat, mengelola keuangan dengan bijak, dan berinvestasi untuk masa depan.

Kepala Eksekutif Pengawasan Perilaku Usaha, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menekankan bahwa literasi keuangan adalah kunci untuk melindungi generasi muda dari kejahatan keuangan. Ia mengajak Gen Z untuk memakai produk dan layanan keuangan secara bijak sebagai bagian dari perencanaan keuangan jangka panjang.

“Literasi keuangan yang baik dan inklusi keuangan yang bijaksana akan menjadikan generasi muda lebih cerdas dalam mengelola keuangan, terhindar dari kejahatan keuangan, dan mampu menjadi agen literasi di masyarakat,” ujar Friderica pada acara Literasi Keuangan “Make Cash Talents for New Technology” di Jakarta pada tanggal 15 Oktober 2024.

Dengan Gen Z yang meliputi 27,94% penduduk Indonesia, kelompok ini mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perekonomian. Friderica menyoroti bahwa cukup banyak anak muda menghadapi tekanan sosial seperti YOLO (kamu hanya hidup sekali), FOMO (takut ketinggalan), dan FOPO (takut terhadap pendapat orang lain), yang sesekali memicu cara hidup konsumen yang merugikan keuangannya.

Kepala Eksekutif Pengawasan Perilaku Bisnis, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi pada Seminar Literasi Keuangan
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Bisnis, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi pada Seminar Literasi Keuangan “Make Cash Talents for New Technology” di Jakarta pada 15 Oktober 2024. Sumber: Tokocrypto.

Selain itu, tren “pengeluaran malapetaka,Artinya, belanja impulsif tanpa mempertimbangkan penting atau tidaknya barang yang dibeli, juga umum terjadi di kalangan Milenial dan Gen Z. Untuk mengatasi kecenderungan tersebut, Friderica mengusulkan perilaku”kepuasan yang tertunda,” yaitu menunda kepuasan sementara itu demi masa depan yang lebih baik.

Baca Juga:  Partisipasi Mahasiswa BINUS dalam MUFFEST+ 2024

“Generasi muda diimbau lebih bijak dalam memakai produk dan layanan keuangan. “Harus segera memiliki kemampuan membedakan antara kebutuhan dan keinginan untuk menghindari cara hidup konsumtif,” imbuhnya.

Inovasi Keuangan dan Kripto

Meski demikian penetrasi pengguna web di Indonesia telah sampai 196,71 juta orang, tetapi masih terdapat kesenjangan antara inklusi dan literasi keuangan. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), indeks literasi keuangan pada tahun 2023 berada di angka 65,43%, memperlihatkan masih ada ruang untuk perbaikan. Menariknya, meski demikian inklusi keuangan lebih tinggi di kalangan Gen Z, tingkat literasi mereka masih tertinggal, dengan begitu menekankan perlunya pendidikan yang lebih mendalam mengenai pengelolaan keuangan.

Revolusi virtual juga telah mempromosikan jenis kejahatan keuangan baru, yang tak henti-hentinya kali diperburuk oleh sifat platform virtual yang bersifat lintas negara dan sulitnya penegakan hukum. Mengingat kejahatan dunia maya merupakan ancaman besar, terutama bagi generasi muda yang melek teknologi, penting bagi mereka untuk sepertinya tidak hanya mendapatkan manfaat dari layanan keuangan virtual, tetapi juga tetap waspadai terhadap potensi penipuan.

Senada dengan Friderica, CMO Tokocrypto, Wan Iqbalmenyoroti pentingnya literasi keuangan dalam perjalanan munculnya aset virtual seperti kripto. Dengan kripto yang kini menduduki peringkat ketiga pilihan investasi terpopuler, setelah saham dan reksa dana, potensi investasi di bidang ini cukup besar. Tetapi, industri yang kompleks ini memerlukan pemahaman yang kuat tentang keuangan.

“Crypto sebagai instrumen investasi menawarkan peluang baru bagi investor muda. Tetapi, penting bagi mereka untuk memahami risiko, volatilitas pasar, dan potensi jangka panjang dari industri ini. “Tanpa literasi keuangan yang memadai, inovasi yang menjanjikan ini dapat berubah menjadi sebuah risiko,” kata Iqbal dalam kesempatan yang sama.

Baca Juga:  Hari Mangrove Sedunia: Pentingnya Konservasi Mangrove untuk Masa Depan
CMO Tokocrypto, Wan Iqbal pada Seminar Literasi Keuangan
CMO Tokocrypto, Wan Iqbal pada Seminar Literasi Keuangan “Make Cash Talents for New Technology” di Jakarta pada 15 Oktober 2024. Sumber: Tokocrypto.

Ia juga menjelaskan bahwa industri kripto yang nantinya akan diawasi oleh OJK akan mendorong pertumbuhan yang lebih luas dan menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi investor. Peraturan ini diharapkan bisa meningkatkan kepercayaan dan mempercepat pembangunan industri.

“Di masa depan, literasi keuangan akan menjadi kunci bagi investor muda dalam membuat keputusan yang tepat di dunia kripto. “Semakin tinggi pemahaman mereka, maka semakin baik kemampuan mereka menghadapi pasar yang terus berkembang ini,” tambah Iqbal.

Menurutnya, bagi generasi baru, keterampilan mengelola uang sepertinya tidak hanya sekedar mencari tau penghasilan. Hal ini juga melibatkan kemampuan untuk mengelola, menginvestasikan dan melindungi kekayaan mereka di dunia yang semakin virtual. Dengan dominasi Gen Z dalam populasi dan semakin besarnya pengaruh mereka terhadap tren pasar, literasi keuangan akan menjadi kunci untuk menjamin masa depan mereka yang lebih aman, serta menjadi pendorong utama perekonomian negara.

“Baik OJK maupun pelaku industri seperti Tokocrypto sedang membuka jalan agar generasi ini siap dengan pengetahuan dan alat yang mereka butuhkan untuk sukses secara finansial,” pungkas Iqbal.


Sumber: VRITIMES