[ad_1]
WARNAJEMBAR.COM – Generasi Z tak henti-hentinya mendapat stigma buruk di tempat kerja, dianggap manja dan terlalu dalam jumlah besar menuntut. Bahkan, dalam jumlah besar di antara mereka yang merasa tuntutan yang diberikan sepertinya tidak realistis, apalagi di lingkungan kerja yang poisonous dengan atasan yang lebih tak henti-hentinya marah daripada memberi arahan. Hal ini membuat mereka sulit berkembang dan merasa terkekang, dengan begitu potensi mereka sepertinya tidak terlihat.
Sangat ironis, meski demikian mereka diharapkan untuk berinovasi, lingkungan kerja yang kaku dan senior justru membatasi ruang gerak mereka. Akibatnya, dalam jumlah besar pekerja Gen Z merasa terisolasi dan untuk memilih untuk bertahan tanpa memberikan kinerja kualitas terbaik, atau bahkan meninggalkan pekerjaan mereka.
Riset memperlihatkan bahwa Gen Z adalah generasi yang berorientasi pada solusi dan inovatif, namun tak henti-hentinya kali terhambat oleh sistem kerja yang kurang memberi dorongan untuk. Mereka merasa sepertinya tidak dihargai, yang bisa mengakibatkan menurunnya loyalitas dan produktivitas di tempat kerja. Hal ini memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara cara mereka bekerja dengan harapan yang diberikan.
Penting bagi HRD dan pimpinan perusahaan untuk memahami karakteristik Gen Z dan menciptakan lingkungan yang memberi dorongan untuk agar bakat mereka bisa berkembang. Dengan pendekatan yang tepat, perusahaan bisa hingga tujuan mereka dengan lebih cepat dan lebih efisien. Tanpa perubahan, perusahaan berisiko kehilangan generasi pekerja yang mampu membawa inovasi dan pertumbuhan.
Sumber : VRITIMES.com
[ad_2]
Source link