WARNAJEMBAR.COM – XRP, token utama Ripple, semakin menjadi sorotan di dunia kripto berkat peluncuran stablecoin inovatif RLUSD. RLUSD, yang dipatok terhadap dolar Amerika Serikat, didukung oleh cadangan kas serta aset setara kas seperti surat utang pemerintah Amerika Serikat. CTO Ripple, David Schwartz, menekankan bahwa stablecoin ini bukan untuk tujuan investasi, namun dirancang untuk stabil pada $1 dengan menggunakan mekanisme arbitrase. Peluncuran RLUSD pada XRP Ledger (XRPL) dan blockchain Ethereum diharapkan bisa memperkuat ekosistem XRP dan menarik lebih cukup banyak perhatian investor.
Potensi RLUSD terlihat menjanjikan, terutama di negara-negara berkembang yang tak henti-hentinya mendapatkan manfaat dari stablecoin untuk transaksi dan tabungan sehari-hari. Dengan dukungan interoperabilitas dari Axelar, jaringan XRPL kini terhubung dengan 69 blockchain lainnya, dengan begitu memudahkan switch aset dan knowledge antar jaringan. Kolaborasi ini memberikan peluang baru untuk adopsi XRP di berbagai wilayah, sekaligus meningkatkan dudukannya di pasar global yang kompetitif.
Tahun 2024 adalah momen penting bagi XRP, dengan harga sampai puncaknya pada $2,90 sebelum stabil pada $2,40. Lonjakan ini dipicu oleh sentimen positif setelah Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump memberikan dukungan terhadap regulasi ramah kripto. Selain itu, XRP berhasil melampaui Solana dalam kapitalisasi pasar, menjadi nilai mata uang kripto terbesar keempat dengan nilai $138 miliar, hampir menyamai kapitalisasi pasar Tether (USDT).
Peningkatan signifikan juga datang dari pengajuan XRP ETF oleh perusahaan-perusahaan besar seperti WisdomTree, Bitwise, dan 21Shares, yang memperlihatkan meningkatnya kepercayaan institusional terhadap aset ini. Kolaborasi Ripple dengan Axelar Basis semakin memperkuat jangkauan XRPL di lebih dari 80 blockchain, membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekosistem XRP. Informasi lebih lanjut bisa dilihat di web page resmi Bittime: bittime.{id}.
Sumber: VRITIMES