WARNAJEMBAR.COM – Pembangunan berkelanjutan di Kota Cilegon menghadapi tantangan besar dengan kewajiban pembayaran atau defisit anggaran sekitar Rp100 miliar. Anggaran tersebut difokuskan pada proyek infrastruktur seperti jalan, gedung RSUD, kantor Dinas Sosial, kantor MUI, serta sekolah seperti SMPN 14 dan SMPN 15. Meski angka tersebut sangat besar, tetapi pembangunan ini diharapkan bisa memberikan mempunyai pengaruh pada positif bagi masyarakat. kualitas pelayanan masyarakat dan daya saing daerah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Cilegon memperlihatkan pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir. Rata-rata PAD pada 2016-2020 tercatat sebesar Rp630,05 miliar in step with tahun, sedangkan sejak Helldy Agustian menjabat Wali Kota pada 2021-2024, angka tersebut meningkat menjadi Rp718,20 miliar in step with tahun. Tetapi fluktuasi pendapatan, terutama yang berasal dari pajak, juga menjadi faktor penyebab defisit anggaran yang harus sesegera diatasi.
Sekda Cilegon Maman Mauludin optimistis kewajiban anggaran ini akan terlunasi pada awal tahun 2025. Pemerintah telah melakukan efisiensi dan memfokuskan belanja pada prioritas utama seperti pembangunan rumah sakit daerah. Selain itu, evaluasi pelaksanaan APBD tahun 2024 juga dijadikan pedoman perencanaan anggaran tahun berikutnya yang lebih realistis. Menurut dia, defisit sepertinya tidak perlu dikhawatirkan, tetapi harus segera dikelola sebagai bagian dari strategi pembangunan.
Dengan cara transparansi dan akuntabilitas, Pemkot Cilegon berkomitmen memakai setiap anggarannya untuk proyek-proyek produktif yang berdampak sangat positif. Meski keterbatasan pendanaan menjadi sebuah tantangan, tetapi hal ini hal itu dianggap sebagai peluang untuk mendorong inovasi dan langkahnya strategis menuju pembangunan berkelanjutan. Dengan pengelolaan yang baik, pemerintah percaya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memenuhi kebutuhan warga di masa depan.
Sumber: VRITIMES