Hari Jadi ke 40 Sekaligus PHBN Kemerdekaan RI ke 80 Desa Sukatani di Tutup Seni Budaya Wayang Golek

Bandung Barat // Suasana Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, berlangsung semarak di malam puncak Milangkala desa Ke 40 sekaligus memeriahkan HUT RI ke 80

Warga tumpah ruah memenuhi area desa untuk menyaksikan pertunjukan Wayang Golek Giri Harja 3 dengan dalang muda berbakat, Yogas Swara Sunandar Sunarya, yang menghadirkan suguhan seni tradisi penuh makna sekaligus hiburan rakyat.

Kepala Desa Sukatani, Dede Supriadi, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh masyarakat dan tamu undangan yang hadir.

Ia menegaskan, peringatan Milangkala bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan sarana memperkuat silaturahmi, meningkatkan kebersamaan, dan menyatukan visi dalam membangun desa.

“Alhamdulillah, di usia 40 tahun Desa Sukatani, kita bisa berkumpul bersama dalam suasana penuh kehangatan. Semoga seluruh perangkat desa, lembaga, dan warga bisa terus bersatu membangun desa yang IDAMAN – Indah, Damai, Maju, dan Amanah. Semua bisa terwujud jika kita menjaga semangat gotong royong, repeh rapih, sauyunan, dan saling menguatkan,” ujarnya.
Pagelaran wayang golek malam ini menjadi simbol kebanggaan masyarakat Sukatani terhadap seni budaya Sunda.

Lebih dari itu, kegiatan ini juga berdampak positif bagi perekonomian lokal. Pedagang kecil, pelaku UMKM, hingga karang taruna turut mendapatkan manfaat langsung dari keramaian acara.

Menurut Kepala Desa, pemberdayaan generasi muda adalah hal yang tak bisa dipisahkan dari pembangunan desa.

Dengan adanya kegiatan seperti Milangkala, para pemuda melalui karang taruna memiliki kesempatan untuk terlibat, berkreasi, dan memperoleh penghasilan.

Selama 40 tahun berdiri, Desa Sukatani dikenal dengan kekompakan dan semangat gotong royong warganya.

Filosofi “ngunah nyandang, ngeunang nyanding, ulah nyandung” yang berarti hidup berdampingan dengan rukun dan salingBandung Barat // Suasana Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, berlangsung semarak di malam puncak Milangkala desa Ke 40 sekaligus memeriahkan HUT RI ke 80

Baca Juga:  Pertemuan kedua dengan perusahaan yang terkait dengan peraturan crypto

Warga tumpah ruah memenuhi area desa untuk menyaksikan pertunjukan Wayang Golek Giri Harja 3 dengan dalang muda berbakat, Yogas Swara Sunandar Sunarya, yang menghadirkan suguhan seni tradisi penuh makna sekaligus hiburan rakyat.

Kepala Desa Sukatani, Dede Supriadi, menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh masyarakat dan tamu undangan yang hadir.

Ia menegaskan, peringatan Milangkala bukan sekadar perayaan seremonial, melainkan sarana memperkuat silaturahmi, meningkatkan kebersamaan, dan menyatukan visi dalam membangun desa.

“Alhamdulillah, di usia 40 tahun Desa Sukatani, kita bisa berkumpul bersama dalam suasana penuh kehangatan. Semoga seluruh perangkat desa, lembaga, dan warga bisa terus bersatu membangun desa yang IDAMAN – Indah, Damai, Maju, dan Amanah. Semua bisa terwujud jika kita menjaga semangat gotong royong, repeh rapih, sauyunan, dan saling menguatkan,” ujarnya.
Pagelaran wayang golek malam ini menjadi simbol kebanggaan masyarakat Sukatani terhadap seni budaya Sunda.

Lebih dari itu, kegiatan ini juga berdampak positif bagi perekonomian lokal. Pedagang kecil, pelaku UMKM, hingga karang taruna turut mendapatkan manfaat langsung dari keramaian acara.

Menurut Kepala Desa, pemberdayaan generasi muda adalah hal yang tak bisa dipisahkan dari pembangunan desa.

Dengan adanya kegiatan seperti Milangkala, para pemuda melalui karang taruna memiliki kesempatan untuk terlibat, berkreasi, dan memperoleh penghasilan.

Selama 40 tahun berdiri, Desa Sukatani dikenal dengan kekompakan dan semangat gotong royong warganya.

Filosofi “ngunah nyandang, ngeunang nyanding, ulah nyandung” yang berarti hidup berdampingan dengan rukun dan saling mendukung, terus dijaga sebagai ruh kehidupan bermasyarakat.

Malam Milangkala ini pun menjadi bukti bahwa Sukatani bukan hanya merayakan perjalanan sejarahnya, tetapi juga menatap masa depan dengan penuh optimisme.

Suasana gembira terpancar dari wajah warga yang larut menikmati alunan gamelan, tembang sinden, hingga lakon wayang golek yang menghibur sekaligus sarat pesan moral. mendukung, terus dijaga sebagai ruh kehidupan bermasyarakat.

Baca Juga:  Kai memberi dorongan untuk ASTA Pemerintah dengan menggunakan pemanfaatan aset untuk ketahanan pangan nasional

Malam Milangkala ini pun menjadi bukti bahwa Sukatani bukan hanya merayakan perjalanan sejarahnya, tetapi juga menatap masa depan dengan penuh optimisme.

Suasana gembira terpancar dari wajah warga yang larut menikmati alunan gamelan, tembang sinden, hingga lakon wayang golek yang menghibur sekaligus sarat pesan moral. (*Red)