Bandung Barat – WarnaJembar.com // Pemerintah Kabupaten Bandung Barat terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat ketahanan daerah melalui tata kelola monitoring, evaluasi, dan pelaporan yang transparan, akuntabel, partisipatif, dan berkelanjutan.
Komitmen tersebut diwujudkan melalui kegiatan Sosialisasi Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan di Bidang Ketahanan Ekonomi, Sosial, Budaya, Kerukunan Umat Beragama, serta Fasilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika, yang diselenggarakan di Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Kecamatan Batujajar, Kamis (18/12/2025).
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Bandung Barat, Asep Ismail, yang dalam sambutannya menegaskan bahwa penguatan ketahanan ekonomi, sosial budaya, kerukunan umat beragama, serta pencegahan penyalahgunaan narkotika merupakan pilar strategis dalam menjaga stabilitas dan keberlanjutan pembangunan daerah.
Wakil Bupati menyampaikan bahwa keempat pilar tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ketahanan ekonomi yang kuat akan menciptakan stabilitas sosial, stabilitas sosial akan memperkokoh nilai-nilai budaya, sementara kerukunan umat beragama menjadi penyangga utama harmoni dan kohesi sosial masyarakat.
Sebaliknya, lemahnya upaya pencegahan narkotika dapat menjadi ancaman serius bagi masa depan generasi muda serta keberlangsungan pembangunan daerah.
Dalam arahannya, Asep Ismail juga menegaskan bahwa kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari upaya konkret Pemerintah Kabupaten Bandung Barat dalam mewujudkan visi pembangunan daerah “Bandung Barat Amanah”, yaitu masyarakat yang agamis, maju, adaptif, nyaman, aspiratif, dan harmonis.
Nilai amanah, menurutnya, harus tercermin dalam tata kelola pemerintahan yang profesional, kebijakan yang tepat sasaran, serta pelayanan publik yang responsif, inklusif, dan berkeadilan.
Lebih lanjut, Wakil Bupati menekankan pentingnya peran aparatur pemerintah di tingkat kecamatan dan desa, khususnya para penyuluh agama, sebagai garda terdepan dalam menjaga ketahanan wilayah.
Penyuluh agama memiliki posisi strategis tidak hanya sebagai penyampai pesan keagamaan, tetapi juga sebagai agen moderasi beragama, perekat sosial, serta mitra pemerintah dalam mencegah konflik sosial dan penyalahgunaan narkotika melalui pendekatan persuasif dan edukatif.
Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Bandung Barat, Weda Wardiman, dalam laporan pelaksanaan kegiatan menyampaikan bahwa sosialisasi ini diikuti oleh 124 orang penyuluh agama se-Kabupaten Bandung Barat.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten Bandung Barat, Kementerian Agama Kabupaten Bandung Barat, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), serta Satuan Reserse Narkoba Polres Cimahi.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, wawasan, dan kapasitas penyuluh agama dalam menjaga kerukunan umat beragama serta meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya penyalahgunaan narkotika.
Selain itu, sosialisasi ini menjadi sarana penguatan sinergi lintas sektor antara pemerintah daerah, aparat penegak hukum, tokoh agama, dan masyarakat.
Melalui kegiatan ini, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat berharap terbangun kesadaran kolektif dan kesiapsiagaan bersama dalam menghadapi dinamika sosial, ekonomi, budaya, serta ancaman peredaran narkotika.
Sinergi yang kuat antar pemangku kepentingan diharapkan mampu menciptakan masyarakat Kabupaten Bandung Barat yang aman, tangguh, harmonis, serta berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan. (Aa/Red)






