WARNAJEMBAR.COM – Pada Konferensi ASEAN tentang Pemberantasan Polusi Plastik (ACCPP) 2024, yang dilaksanakan di Vientiane, Laos, Negara-negara Anggota ASEAN, bersama dengan pemangku kepentingan utama dari sektor swasta, masyarakat sipil, dan organisasi internasional, memperbarui komitmen mereka untuk mengatasi krisis sampah plastik di kawasan ini. . Konferensi dua hari tersebut, yang diselenggarakan oleh Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Laos bekerja sama dengan Lembaga Observasi Ekonomi untuk ASEAN dan Asia Timur (ERIA) dan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), menyediakan platform untuk membahas strategi mengurangi plastik polusi dengan cara kerja sama regional dan praktik berkelanjutan.
Salah satu pencapaian besar konferensi ini adalah diadopsinya Deklarasi ASEAN tentang Sirkularitas Plastik, yang memperkenalkan prinsip-prinsip ekonomi sirkular yang bertujuan untuk mengurangi sampah plastik dan mendorong konsumsi berkelanjutan di seluruh kawasan. Deklarasi ini merupakan kelanjutan dari komitmen-komitmen sebelumnya, termasuk Deklarasi Bangkok tentang Pemberantasan Sampah Laut dan Rencana Aksi Regional ASEAN untuk Pemberantasan Sampah Laut. Dalam sambutan pembukaannya, Yang Mulia Bapak Phouvong Luangxaysana, Wakil Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Laos, menyoroti pentingnya pendekatan kolaboratif, dan menekankan bahwa penyelesaian polusi plastik memerlukan tindakan kolektif dari semua sektor masyarakat.
Diskusi utama di ACCPP 2024 berpusat pada perluasan skema Prolonged Manufacturer Duty (EPR), mendorong perubahan perilaku untuk mengurangi plastik sekali pakai, dan meningkatkan kondisi kerja bagi pekerja sampah casual yang penting dalam proses daur ulang. Konferensi ini juga menjajaki peluang untuk mengembangkan industri ramah lingkungan dan berinvestasi pada infrastruktur berkelanjutan untuk memberi dorongan untuk pergeseran regional menuju ekonomi sirkular. Para perwakilan menekankan bahwa langkahnya ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, meminimalkan mempengaruhi lingkungan, dan meningkatkan kesehatan masyarakat di negara-negara ASEAN.
Selain itu, konferensi ini memberikan informasi terbaru mengenai negosiasi global untuk perjanjian internasional yang mengikat mengenai polusi plastik, yang memperlihatkan komitmen ASEAN untuk memberi dorongan untuk upaya-upaya ini. Tetsuya Watanabe, Presiden ERIA, menegaskan kembali dedikasi ERIA terhadap tujuan pengurangan plastik ASEAN, sementara waktu Mme. Martine Therer dari UNDP menggarisbawahi perlunya pendekatan multi-sektor untuk mengatasi polusi plastik secara efektif. Konferensi ini diakhiri dengan rasa persatuan regional yang kuat, menandai langkah maju yang signifikan di tengah-tengah perjalanan ASEAN menuju pengelolaan plastik berkelanjutan dan lingkungan yang lebih bersih.
Sumber: VRITIME