BANDUNG BARAT – Lagi – lagi keracunan Makanan Bergizi Geratis (MBG) sekarang di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), kembali dibuat geger. Kasus keracunan massal akibat makanan MBG (Makan Bersama Gratis) kembali mencuat, kali ini diduga berasal dari dapur yang berbeda. Rabu 24 September 2025.
Jika sebelumnya keracunan disorot berasal dari Dapur Cipari, kini mencuat dugaan baru bahwa keracunan muncul dari Dapur Neglasari, yang disebut-sebut masih dikelola oleh pengelola yang memiliki hubungan kakak beradik.
Kabar ini membuat para orang tua semakin gelisah, terutama mereka yang anak-anaknya menerima makanan dari program MBG. Ramai di berbagai group WhatsApp warga, laporan terkait korban keracunan semakin bertambah dan tersebar dengan cepat.
Dari Cipari ke Neglasari, Isu Kakak Beradik yang Mengelola Dapur
Seorang ibu yang terdengar dalam voice note group WhatsApp menyampaikan keresahannya.
“Kalau kemarin dapur Cipari, sekarang dapur Neglasari kalau tidak salahkah. Yang sekarang mah ini ada banyak lagi. Kalau tidak itu pengelolanya adik kakak dapurnya,” ucap seorang ibu dengan nada panik.
Pernyataan ini semakin memicu keresahan warga. Banyak yang bertanya-tanya mengapa kasus serupa bisa kembali terjadi, bahkan dengan pola yang mirip. Dugaan adanya keterkaitan antar pengelola dapur membuat isu ini semakin liar di kalangan masyarakat.
Info Terbaru: Korban Bertambah, Lokasi di Cimega Gunung Karang
Tidak hanya sebatas isu, pesan-pesan singkat dan broadcast di WhatsApp menyebutkan adanya korban baru di wilayah Cimega, Gunung Karang, Kecamatan Cipongkor.
Salah satu pesan yang viral di group KBB Bersatu menyebutkan:
“Impormasi terkini telah terjadi lagi keracunan MBG di Cimega Gunung Karang Kec. Cipongkor. Masih dalam pengawasan tim investigasi guna memperjelas info selanjutnya. Untuk yang di wilayah Cipongkor tolong bantu meluncur ke sekolah untuk lokasi SMP Ciparay bawah pasar Cimega.
Pesan itu sontak membuat panik para orang tua yang anaknya ikut makan MBG. Banyak yang langsung melarang anaknya menyentuh makanan tersebut hingga ada kejelasan resmi dari pihak berwenang.
Kegelisahan Orang Tua Memuncak
Kekhawatiran orang tua kini makin terasa. Sebagian warga mengaku tak lagi percaya untuk mengonsumsi makanan MBG, meskipun program tersebut awalnya digadang-gadang membantu anak sekolah.
“Anak saya kemarin masih ikut makan, sekarang saya langsung larang. Takut kejadian kayak teman-temannya. Apalagi sekarang malah ada dapur baru yang katanya kakak beradik sama yang sebelumnya,” ungkap Rani (34), salah seorang orang tua siswa. **** Red gup