WARNAJEMBAR.COM – Harga Bitcoin (BTC) terus memperlihatkan gerakan yang stabil, meski demikian belum berhasil menembus $ 100.000. Meski demikian kenaikan sekitar 11% dalam rentang antara 20 mencapai 26 April 2025, harga Bitcoin tetap berada di kisaran $ 94.000 mencapai $ 95.500. Analis dari Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa lonjakan harga dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti pengurangan ketegangan perdagangan antara AS dan Cina serta laporan pendapatan yang lebih baik dari perusahaan teknologi Amerika Serikat.
Tetapi, meski demikian ada peningkatan, Bitcoin masih belum berhasil menembus batas psikologis $ 100.000 sejak Februari. Fyqieh menyatakan bahwa kurangnya katalis yang kuat, seperti perubahan kebijakan moneter atau lonjakan permintaan baru, membuat bitcoin masih dalam fase konsolidasi. Perusahaan perdagangan modal QCP juga mencatat bahwa korelasi Bitcoin dengan saham mulai melemah, memperlihatkan bahwa Bitcoin sekarang semakin independen sebagai aset investasi.
Partisipan pasar sementara sedang menunggu kejelasan terkait dengan kebijakan moneter AS, terutama apakah Fed akan mengurangi suku bunga. Tanpa perubahan signifikan dalam kebijakan atau sentimen ekonomi makro positif, pergerakan bitcoin diprediksi tetap terbatas pada kisaran harga $ 90.000 mencapai $ 95.000. Keputusan yang terkait dengan suku bunga yang akan diumumkan oleh Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada awal Mei 2025 akan menjadi salah satu penentu arah pasar.
Meski demikian ada tantangan, investor institusional memperlihatkan optimisme pada bitcoin, tercermin dalam arus masuk yang signifikan ke Bitcoin ETF. Disisi berbeda, investor ritel tampak lebih berhati -hati, mengingat kurangnya permintaan yang berkelanjutan. Information inflasi dan PDB yang akan dirilis pada 30 April 2025 diprediksi akan mempunyai pengaruh pada ekspektasi kebijakan suku bunga di masa depan, yang berpotensi memicu harga bitcoin menuju tingkat yang lebih tinggi.
Sumber: Vritimes
(TagStotranslate) Tokocrypto
Source link