WARNAJEMBAR.COM – Peluncuran version AI paling kekinian dari Alibaba, Qwen 2.5, mengguncang dominasi Deepseek di industri kecerdasan buatan. Investor mulai kehilangan kepercayaan pada Deepseek setelah Qwen 2.5 terbukti lebih unggul dari Deepseek-V3. Akibatnya, penilaian Deepseek turun secara dramatis mencapai US $ 5 miliar, sementara itu token AI lainnya seperti Protokol Digital, AIXBT, dan AI16Z nyatanya merasakan lonjakan harga sebab meningkatnya minat pada proyek AI yang terdesentralisasi.
Mempunyai pengaruh pada kompetisi ini juga terasa di sektor saham teknologi, termasuk NVIDIA, yang merasakan depresiasi kapitalisasi pasar mencapai US $ 589 miliar. Sepertinya tidak hanya itu, token crypto palsu atas nama Deepseek di berbagai pertukaran terdesentralisasi, tambah kekhawatiran di antara para investor. Untuk saat ini, Deepseek berusaha melawan tren negatif dengan merilis asisten AI paling kekinian yang diklaim lebih murah dan lebih efisien daripada para pesaingnya.
Disisi berbeda, Openai menuduh Deepseek memakai teknik “distilasi” untuk melatih modelnya dengan meniru hasil output openai, memicu debat etika dan hukum. Sam Altman, CEO Openai, mengakui kinerja kompetitif Deepseek namun mengkonfirmasi bahwa mereka akan melakukannya menyajikan version yang lebih baik. Dalam perjalanan -tengah kontroversi ini, pihak berwenang di Italia bahkan mulai menyelidiki penggunaan knowledge pribadi oleh Deepseek, dikarenakan aplikasi mereka dihapus dari App Store dan Google Play di negara ini.
Untuk investor yang ingin terus memantau pergerakan aset crypto, saham, dan emas virtual, aplikasi Nanovest menyediakan akses ke informasi dan transaksi investasi yang aman. Dengan perlindungan asuransi dan peraturan Sinar Mas dari Bappebti, Nanovest adalah pilihan tepercaya bagi investor di Indonesia. Aplikasi ini bisa diunduh dengan menggunakan Play Store dan App Store.
Sumber: Vritimes
(Tagstotranslate) Deepseek
Source link
