BATUJAJAR-warnajembar.com // Masyarakat resah dengan adanya bau sampah rumah tangga yang tak sedap setiap harinya, wargapun sempat menanyakan kepada ketua RW 08 Amin, dan menurut nya belum ada kendaraan untuk mengangkutnya.
Limbah rumah tangga itu bertumpuk di pinggir jalan yang terletak di kampung Selacau RW 08 Desa Selacau Kabupaten Bandung Barat (KBB), hampir kurang lebih 2 bulan dan menimbulkan bau yang tak sedap ke warga sekitar hingga sekarang belum di tarik.
Menurut salah satu warga yang bisa di panggil Abah mengatakan, sampah tersebut setiap harinya bertambah, karena hampir setiap rumah membuang sampah ke lokasi tersebut.
“Sampah sangat banyak dan menumpuk, sudah hampir 2 bulan belum di angkut-angkut dan tidak tahu kenapa, padahal kami sebagai warga sering di tarik iuran sampah per bulan sebesar Rp. 15000; di kali hampir kurang lebih 250 Kepal Keluarga (KK) di RW kami” ujar nya
Ia juga menyebutkan, pemungutan uang sampah dari warga masyarakat selalu di tarik dan di kumpulkan di ketua RW masing-masing, uang tersebut untuk pembayaran jasa angkutan penarikan sampah.
Wargapun merasa resah dengan sampah rumah tangga itu, selain resah oleh sampah warga juga mempertanyakan kepada pengurus hingga sekarang sampah yang menumpuk masih belum di tarik juga.
“Abah sebagai masyarakat sangat resah dengan adanya sampah yang menggunung terutama di bulan puasa kemarin yang menimbulkan bau tak sedap, kami sebagai warga mempertanyakan juga kepada pengurus dan Desa kenapa sampahnya belum di tarik-tarik, biasa nya dari dulu tidak sampai numpuk seperti ini dan sampahnya selalu di tarik oleh dinas terkait” ungkap Abah
Salah satu warga juga Asep mengatakan hal yang sama, dan Menurut info katanya tidak ada biaya untuk bayar jasa mobil pengangkutan sampah tersebut, padahal tiap bulannya selalu dipungut biaya sampah.
“Untuk jasa pengangkutan sampah rumah tangga harus bayar entah itu dari dinas kebersihan maupun melalui jasa umum, anggaran per bulan penarikan sampah sekitar 1,5 juta per RW untuk wilayah di Desa Selacau, tidak tahu kalau daerah lain bayar atau tidak nya” pungkas Abah
Editor : red (Atek)
