WARNAJEMBAR.COM – Kedutaan Besar India untuk Indonesia dan Kamar Dagang India-Indonesia (IndCham) menyelenggarakan discussion board bertajuk “India-Indonesia Funding Synergy Discussion board: Bridging the Long term” di Jakarta, dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Duta Besar India Sandeep Chakravorty menyoroti kesamaan visi pembangunan ekonomi kedua negara, yakni “Indonesia Emas 2045” dan “Viksit Bharat 2047.” Ia menyatakan kesiapan India untuk berbagi pengalaman di bidang digitalisasi, pengembangan ekosistem startup, dan inisiatif “Make in India” yang menjadi langkah penting menuju kemandirian ekonomi.
Dalam sesi diskusi bertajuk “Financing the Long term” yang dipandu oleh Nitin Jaiswal dari Bloomberg, berbagai pakar keuangan membahas strategi penguatan pasar modal. Panel tersebut menyoroti peran GIFT Town sebagai version inovasi keuangan di India, sekaligus mengeksplorasi insentif investasi, tantangan startup, dan manajemen risiko. Panelis, termasuk Puneet Punj dari DBS Financial institution dan Oki Ramadhana dari IDX, berbagi pandangan mengenai peluang pertumbuhan ekonomi masing-masing negara dan pentingnya menciptakan kebijakan keuangan yang mendorong pertumbuhan global.
Optimisme terhadap perekonomian India tercermin dari pandangan Puneet Punj yang memperkirakan pertumbuhan PDB stabil di angka 6,5% dengan inflasi terkendali. Untuk saat ini, Duta Besar Sandeep Chakravorty menyoroti peran International Monetary Products and services Centre (IFSC) di India sebagai platform strategis untuk memfasilitasi investasi asing. Dari pihak Indonesia, Oki Ramadhana menekankan perlunya peningkatan laju pertumbuhan investasi menjadi 10% dan ekspor menjadi 9% untuk mendorong pencapaian goal pembangunan ekonomi.
Pembicara lainnya, seperti Kumar Ankit dan Raunak Kapoor, juga menyoroti inklusi keuangan dan digitalisasi sebagai elemen kunci pertumbuhan. Transformasi besar dalam sistem pembayaran India, yang merasakan penurunan penggunaan uang tunai secara signifikan, merupakan bukti bagaimana teknologi bisa mentransformasi ekosistem keuangan. Diskusi ini menekankan pentingnya kolaborasi kedua negara dalam menciptakan solusi inovatif terhadap tantangan perekonomian global, dengan fokus pada inklusi, digitalisasi, dan investasi lintas batas.
Sumber: VRITIME
