WARNAJEMBAR.COM – Harga emas (XAU/USD) merasakan tekanan tajam selagi seminggu terakhir, dengan koreksi mingguan lebih dari 4% mencapai Jumat (5/16). Menurut analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha, pelemahan ini terjadi karena itu meningkatnya minat investor dalam aset risiko, karena itu peningkatan sentimen pasar global. Ini dikarenakan logam mulia yang biasanya merupakan pilihan yang aman, penurunan permintaan, dengan begitu harga emas turun menjadi $ 3.187 pada akhir pekan.
Memasuki minggu baru, harga emas memperlihatkan jalur -tanda pemulihan dengan bergerak mendekati stage $ 3.230 consistent with ons Troy dalam perdagangan pagi di Asia pada hari Senin (5/19). Pemulihan ini didorong oleh kekhawatiran pasar terhadap kondisi fiskal dan ekonomi AS, terutama setelah Moody mengurangi peringkat kredit Amerika Serikat dari AAA ke AA1. Penurunan peringkat memperburuk kekhawatiran tentang utang nasional Amerika Serikat yang diprediksi sampai 134% dari PDB pada tahun 2035.
Dalam hal teknis, Andy Nugraha menganggap bahwa pola kandil dan indikator rata -rata bergerak memperlihatkan tren potensial dalam kenaikan harga emas. Tetapi, tantangan tetap ada; Jika harga bisa menembus stage $ 3.261, kenaikan akan berlanjut, namun jika gagal mempertahankan tingkat kunci, harga bisa kembali ke bawah untuk memberi dukungan kisaran $ 3.161. Faktor-faktor geopolitik seperti Perjanjian Perdagangan Amerika Serikat-Cina dan rencana pertemuan antara para pemimpin dunia juga memengaruhi sentimen pasar.
Selain itu, prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed adalah faktor utama yang memberi dukungan harga emas dalam jangka menengah. Penurunan sentimen konsumen di Amerika Serikat dan harapan meredakan kebijakan moneter akan semakin memperkuat prediksi suku bunga dalam waktu dekat. Dengan kondisi pasar yang dinamis, harga emas sekarang berada di persimpangan penting antara potensi rebound dan risiko tekanan lagi, dengan dukungan dan resistensi sebagai penentu arah berikutnya.
Sumber: Vritimes
(Tagstotranslate) EMAS
Source link