[ad_1]
WARNAJEMBAR.COM – Gerakan Fermentasi Nusantara (Fermenusa) turut berpartisipasi dalam perayaan Hari Mikroorganisme Internasional (IMD) 2024 yang diselenggarakan di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 21-22 September 2024. Acara ini menjadi wadah bagi Fermenusa untuk mengumumkan produk fermentasi khas Nusantara seperti Lahang dan Peuyeum kepada masyarakat luas, sekaligus menyoroti peran penting mikroorganisme dalam kuliner tradisional Indonesia.
Budaya fermentasi di Indonesia sudah ada sejak lama, namun jarang menjadi fokus observasi akademis. Seandainya saja, produk fermentasi seperti kecap mempunyai potensi ekonomi yang besar. Pasar global untuk makanan dan minuman fermentasi diproyeksikan sampai USD575,6 miliar pada tahun 2024, membuktikan potensi komersial yang bisa dikembangkan lebih lanjut.
Ketua Fermenusa, Bambang Britono, mengungkapkan harapannya agar lembaga akademis dan pihak terkait bisa bekerja sama untuk mendokumentasikan kekayaan mikrobiologi Nusantara. Hal ini dinilai penting untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar global dan mengangkat perajin fermentasi sebagai “Punggawa Gaga Nusantara” yang mempunyai nilai ekonomi dan budaya tinggi.
Ajang IMD di ITB sukses menyedot perhatian publik, memperlihatkan bagaimana mikrobiologi bisa diaplikasikan dalam hidup sehari-hari. Fermenusa mengharapkan bisa terus memperkuat industri fermentasi Nusantara dengan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mendorong kolaborasi antar pemangku kepentingan.
Sumber: WAKTU VRI
(tagsUntukDiterjemahkan)itb
[ad_2]
Source link