WARNAJEMBAR.COM – Hashrate Bitcoin sampai rekor tertinggi pada 21 Oktober 2024, ketika tercatat pada 769,8 exahash consistent with detik (EH/s). Peningkatan ini menandakan semakin kuatnya keamanan jaringan Bitcoin, sebab semakin tinggi hashrate, semakin sulit bagi pihak jahat untuk menyerang jaringan tersebut. Hashrate sendiri merupakan overall daya komputasi yang digunakan dalam proses penambangan Bitcoin, dan trennya terus meningkat sejak tahun 2021.
Meningkatnya hashrate berdampak sangat positif pada keamanan jaringan Bitcoin, sebab seiring dengan meningkatnya daya komputasi, serangan terhadap jaringan menjadi semakin sulit. Kemajuan teknologi perangkat keras pertambangan, seperti ASIC yang lebih efisien, berperan besar dalam peningkatan ini. Tetapi, terdapat konsekuensi terhadap hashrate yang tinggi, terutama menjelang pengurangan hadiah blok (Bitcoin halving) pada tahun 2024, yang bisa meningkatkan biaya penambangan.
Ketika hashrate meningkat dan praise menurun, penambang kecil yang memakai rig yang kurang efisien mungkin saja akan kesulitan untuk tetap dapatkan keuntungan, dengan begitu mendorong mereka untuk mendaftar dengan perusahaan besar atau keluar dari pasar. Perusahaan pertambangan yang mempunyai infrastruktur hemat energi diprediksi akan lebih mudah bertahan, menurut Nazar Khan dari TeraWulf. Hal ini menandakan bahwa masa depan penambangan Bitcoin akan didominasi oleh perusahaan yang mampu mengoptimalkan efisiensi energi.
Meski tingkat kesulitan penambangan semakin meningkat, perusahaan besar seperti TeraWulf tetap optimis dan berencana memperluas operasinya meski block rewards akan menurun. Para penambang juga masih menahan diri untuk sepertinya tidak menjual Bitcoin banyak, memperlihatkan keyakinan terhadap prospek jangka panjang aset tersebut. Rekor hashrate baru ini menekankan pentingnya inovasi teknologi di sektor penambangan Bitcoin serta tantangan yang dihadapi oleh penambang skala kecil.
Sumber: VRITIME
