Inisiatif Mahasiswa BINUS SCHOOL Simprug Daur Ulang Spanduk Bekas untuk Kebutuhan Anak Sekolah di Sumba, NTT

Inisiatif Mahasiswa BINUS SCHOOL Simprug Daur Ulang Spanduk Bekas untuk Kebutuhan Anak Sekolah di Sumba, NTT


Spanduk merupakan salah satu bahan yang paling banyak sekali digunakan untuk alat kampanye, promo, dan pemasaran. Sifat partikel plastik yang kuat, ringan, dan mudah diolah pada bahan spanduk menjadikannya sebagai bahan baku penting bagi masyarakat dunia dalam berbagai aspek kehidupan, baik untuk tas belanja, kemasan produk, perabot rumah tangga, dan masih banyak sekali lagi lainnya. Tetapi, dengan berbagai kelebihannya tersebut, plastik merupakan bahan yang sulit terurai dan membutuhkan waktu puluhan sampai ratusan tahun. Sampah plastik berupa spanduk yang terus menumpuk akan berdampak buruk bagi lingkungan jika sepertinya tidak ada langkah nyata untuk mengatasinya.

Fenomena ini menarik fokus perhatian siswa BINUS SCHOOL Simprug, Kenneth William Santoso, apalagi setiap hari di tengah perjalanan berangkat dan pulang sekolah, di sejauh jalan banyak sekali sekali baliho yang terpampang di pinggir jalan yang nantinya akan terbuang sia-sia dan menambah tumpukan sampah plastik.


Berangkat dari keprihatinan tersebut, Kenneth berinisiatif untuk membuat proyek “R3US3D” yang mendapatkan manfaat dari dan mengolah kembali sampah plastik menjadi produk-produk yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari seperti tas sekolah, tas bekal, sarung computer, tas belanja, bahkan sebagai penutup kendaraan bermotor.


Proyek ini diawali dengan upaya mencari tau dan mengumpulkan spanduk-spanduk yang sepertinya tidak terpakai dari mal, universitas, dan beberapa kantor partai. Setelah disortir dan dibersihkan, spanduk-spanduk tersebut dipotong sesuai pola dan siap untuk diproduksi. Tim produksi yang dipekerjakan oleh Kenneth adalah penjahit jalanan dan perajin UMKM yang sedang merasakan penurunan permintaan produksi. Mereka bisa memproduksi dari rumah masing-masing, dengan begitu memudahkan semua pihak dan tentunya mengurangi biaya produksi.

“Produk yang dihasilkan difokuskan pada berbagai bentuk tas untuk kebutuhan primer. Selain itu, tas sekolah juga dibutuhkan anak-anak di daerah terpencil untuk bersekolah dan membawa perlengkapan sehari-hari,” kata Kenneth.

Baca Juga:  Raihan Buktikan ADD Bukan Kendala di BINUS

Sebagai pendiri klub di BINUS SCHOOL Simprug, Kenneth mempunyai visi untuk memfokuskan klub ini pada bidang pendidikan dan segala aspek yang memberi dorongan untuk rutinitas sekolah. Tentu saja, proyek R3US3D ini akan terus melengkapi rutinitas klub Bersama Untuk Bangsa.


“Ke depannya, R3US3D bisa berkolaborasi sebanyak-banyaknya dengan para provider sampah banner, baliho, dan kemasan plastik untuk didaur ulang dan dijadikan barang yang bermanfaat. Kolaborasi juga direncanakan akan melibatkan lebih banyak sekali lagi UMKM di Indonesia untuk bisa mengembangkan jenis produk dan mendapatkan manfaat dari bahan daur ulang lainnya seperti karung, kain perca batik atau kemasan lainnya. Selain itu, kolaborasi juga akan dilakukan dengan LSM yang bisa membantu menyalurkan ke banyak sekali daerah di Indonesia agar rutinitas yang kami lakukan berdampak dan dirasakan oleh banyak sekali orang,” tutup Kenneth sebagai penutup.


Sumber: VRITIMES