WARNAJEMBAR.COM – Hari kedua Aofog Campus 3 di Jakarta pada 25 Januari 2025 mempresentasikan diskusi tentang sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan Teknologi Reproduktif Seni (ART). Para mahir dari berbagai negara membahas pendekatan paling kekinian dalam manajemen PCOS, termasuk metode pematangan in vitro (IVM) dan fertilisasi in vitro (IVF). Diskusi ini dipimpin oleh Dr. Binarwan Halim, seorang spesialis kesuburan dengan pengalaman luas dalam teknologi reproduksi.
Salah satu pembicara, Dr. Ho Manh Tuong dari Vietnam, menyampaikan bahwa teknik IVM bisa menjadi alternatif yang lebih aman untuk pasien PCOS daripada stimulasi ovarium konvensional, sebab bisa mengurangi risiko sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS). Saat ini, Prof. Raymond R. Tjandrawinata menjelaskan perkembangan paling kekinian dalam penggunaan isoform gonadotropin untuk meningkatkan keberhasilan prosedur IVF dengan mengoptimalkan stimulasi ovarium dan kualitas telur.
Dalam presentasi lain, Assoc. Prof. Lan n Vuong menjelaskan observasi paling kekinian tentang pasien PCOS di Vietnam, yang memperlihatkan perbedaan dalam fenotipe dan respons metabolisme dibandingkan dengan populasi Barat. Information ini penting dalam menyesuaikan pendekatan pengobatan yang lebih spesifik untuk wanita Asia. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang variasi klinis PCOS, strategi terapeutik bisa disesuaikan untuk hasil yang lebih optimum.
Diskusi di Aofog Campus 3 menegaskan bahwa inovasi dalam seni terus berkembang, memberikan solusi yang lebih efektif dan aman untuk wanita dengan PCOS yang ingin mempunyai keturunan. Discussion board ini juga membuka peluang kolaborasi yang lebih luas antara negara-negara di wilayah Asia-Oceania, memungkinkan pertukaran pengetahuan dan pengembangan teknologi reproduksi yang lebih maju untuk menangani masalah kesuburan sebab PCOS.
Sumber : Vritimes
(TagStotranslate) PCOS
Source link