BANDUNG BARAT – Ketua Federasi Olahraga Karate do Indonesia (FORKI) Kabupaten Bandung barat (KBB). H. Asep Dedi Setiawan menyampaikan bahwa kegiatan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) XIV Jawabarat 2025 telah selesai di laksanakan di GOR Arcamanik Bandung.
Namun Asep selaku ketua pengcab karate merasa sangat kecewa atas ketidak transparansi anggaran Popda yang di kelola oleh Dispora KBB terkait pasilitas dan lainnya saat di lokasi.
“Forki KBB mendapatkan 1 mendali emas, 2 perak, dan 4 perunggu itu prestasi yang cukup, dan lelah luar biasa menurut saya karen itu perjuangan berdarah – darah. Dan kemarin juga atlet kami di Forki saat pertandingan di jawa barat cidera karena mawasi (tendangan) sekarang dia masih sakit,” Ungkapnya. Minggu 21 September 2025.
Menurut Asep Dedi Setiawan, Itu semua untuk menaikan reting dan dorong Dispora berkibar dalam kontek olahraga prestasi karate khususnya,
“Tapi sangat di sayang kan ya. Perhatian dari Dispora sendiri untuk Jabar khususnya karate itu sangat kurang, padahal kami sudah berjuang habis-habisan dari mulai pembinaan atlet hingga merangkak-rangkak,” Ucap Asep.
Lanjut Asep mengatakan. Dispora itu hanya materinya saja kita berjuang dari nol tetapi dari kemarin di even Popda perhatian Dispora itu sangat kurang, salah satunya saya salah satunya ketua pengcab juga tidak di pasilitasi nginap di Bandung 3 hari 3 malam, seharusnya di pasilitasi oleh Dispora.
“Ya karena yang namanya ketua cabor yang bertanggung jawab kepada atlet kalo ada apa-apa pasti nginduknya ke organisasi ya. Bukan ke Dispora, terus kita juga harus betul-betul memotifasi atlet pelatih dan BIMPRES yang ada di lapangan supaya mereka juga tenang,” katanya.
Selain itu Ia juga menjelaskan ketika kehadiran pengcab di lokasi atlet, pelatih dan BIMPRES mereka tenang dan mereka juga tetap akan berjuang maksimal ketika hadir ketua pengcab.
“Saya hadir sebagai ketua pengcab di sana, tetapi di sayangkan perhatian dari Dispora yaitu sangat kurang, saya ga tau apakah ini anggarannya tidak ada atau bagaimana yang jelas sampai hari ini saya tidak tahu berapa bajet Dispora untuk Popda 2025 ini masih tertutup ya,” Jelasnya.
“Padahal menurut Undang-Undang 14 tahun 2008 itu keterbukaan informasi publik harusnya di buka ke publik berapa anggaran nya untuk Popda 2025,” imbuh Asep sebagai ketua cabor
Asep Dedi sempat menanyakan terkait dorongan materialnya kepada pihak Dispora KBB akan tetapi tidak ada jawaban yang terbuka terkait anggaran. “Ketika saya tanyakan dorongan materialnya karena banyak anggarannya yang di luar normatif kita keluarkan, Dispora sendiri angkat tangan. Akhirnya kita bawa peluru sendiri ketua pengcab,” Tutur Asep.
Ia berharap dan berpesan kepada Dispora untuk tahun depan dua tahun mendatang Popda lagi, berharap Dispora lebih terbuka di sisi anggaran atlet dan pelatih dan itu harus bisa mensejahterakan.
“Sekarang apa adanya kita makan aja suka telat harusnya atlet makan siang jam 11 sudah makan ini menunggu belum datang, akhirnya atlet main makan juga tidak itu sangat mengganggu atlet saat bertanding,” Jelas Asep.
Terakhir Asep Dedi berikan masukan untuk Dispora “Ini hanya masukan saya Dispora kedepannya harus lebih aktif dan segi anggaranpun terbuka lebih maksimal kepada cabor yang berjuang,” Tegasnya.