Komitmen Keberlanjutan atau Hanya Greenwashing?

Komitmen Keberlanjutan atau Hanya Greenwashing?


Beberapa tahun terakhir, permasalahan lingkungan hidup semakin menarik perhatian masyarakat sehingga menyebabkan banyak orang beralih ke gaya hidup ramah lingkungan. Salah satunya adalah memilih produk kecantikan yang mendukung keberlanjutan.

CEO Hutan Yagi, Farhaniza Farhanmemberikan wawasan ke dalam keindahan hijau di bidang industri kecantikan dalam webinar Green Skilling “Green Beauty in Business Branding, Sustainability Commitment or Greenwashing” pada tanggal 5 Juni 2024.

A merek/perusahaan mengklaim dirinya demikian keindahan hijau Hal ini harus dilihat dari segala aspek mulai dari pemilihan bahan, proses produksi, hingga kegunaan barang di tangan konsumen jika dibuang begitu saja tanpa mencemari lingkungan.

“Jadi, kalau tidak dilihat dari tiga aspek sumber, prosesDan konsumsi hanya dengan melihat bagian-bagiannya saja kita akan sangat-sangat rentan terhadapnya pencucian hijau,” kata Farhaniza.

Kesadaran menjaga lingkungan merupakan tanggung jawab bersama. Bumi menyediakan berbagai kebutuhan bagi makhluk hidup, salah satunya manusia.

Menghancurkan bumi sama saja dengan menghancurkan rumah sendiri. Hal ini sangat penting dalam dunia bisnis kecantikan karena banyak sumber daya alam yang dijadikan bahan dasar suatu produk.

Dokumentasi webinar Green Skilling Lindungi Hutan.
Dokumentasi webinar Green Skilling Lindungi Hutan.

Sebagai merek dan perusahaan keindahan hijau harus berkomitmen melakukannya secara berkelanjutan dari hulu hingga hilir. Keseluruhan proses produksi perusahaan dilihat dari sudut pandang lingkungan, namun begitu sampai di tangan konsumen, barang tersebut menjadi limbah yang justru menjadi tantangan bagi konsumen. keindahan hijau Saat ini.

“Masih banyak merek yang mana ekonomi linier, bahannya diambil dari mana, diproduksi, lalu dijual untuk dipakai konsumen, lalu jadi sampah, nah, sampah ini tidak tahu di mana, tidak tahu harus berbuat apa. dengan itu setelah berakhir, inilah yang masih banyak terjadi di kalangan merek kecantikan saat ini,” kata Farhaniza.

Baca Juga:  Transaksi kripto di Indonesia akan hingga Rp 475 triliun pada tahun 2024

Farhaniza Farhan juga menekankan pentingnya transparansi dan tanggung jawab dalam praktik bisnis, khususnya bagi merek dan perusahaan yang mengklaim ramah lingkungan.

“Menjadi merek yang lebih transparan dan bertanggung jawabjika kamu belum sampai alami sebenarnya, jika merek kami masih menggunakannya bahan bakar fosil di dalam, kami tidak tahu sumber dari produk turunan kelapa sawit yang kami gunakan, setidaknya kami transparan mengenai hal ini dan kami bertanggung jawab atas hal tersebut. Jadi, kalau ada yang bertanya, tidak perlu ditutup-tutupi, katakan saja apa adanya, biar konsumen yang menentukan berapa. nilai dalam dirinya meluruskan dengan merek ” pungkas Farhaniza.

Green Skilling merupakan program webinar reguler dari ProtectHutan yang membahas tentang pemasaran digitallingkungan, untuk keberlanjutan dengan para ahli. Untuk video lengkap mengenai “Green Beauty in Business Branding, Sustainability Commitment atau Greenwashing” dapat diakses melalui channel YouTube ProtectHutan.


Sumber: VRITIMES