WARNAJEMBAR.COM – Kebijakan tarif yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump, terhadap negara -negara mitra dagang telah memicu ketidakpastian global. Langkah ini menekan pasar keuangan, termasuk pasar saham internasional, nilai tukar rupiah, dan juga pasar crypto domestik. Investor menjadi lebih berhati -hati, mengurangi paparan aset berisiko seperti Altcoin dan Bitcoin, yang telah menurun tajam dalam beberapa hari terakhir.
Dalam situasi ini, cukup banyak peserta pasar crypto beralih ke aset yang lebih stabil, seperti Stablecoin, terutama Tether (USDT). Knowledge memperlihatkan bahwa USDT mendominasi perdagangan crypto di Indonesia, di luar Bitcoin dan Ethereum, dengan meningkatnya quantity transaksi. Keuntungan dari USDT terletak pada stabilitas harga yang menjadikannya lindung nilai untuk nilai fluktuasi nilai tukar rupiah.
Di Tokocrypto, USDT/IDR bahkan menyumbang lebih dari 25% dari general quantity perdagangan harian. Stabilitas harga ini memberikan manfaat bagi investor yang ingin menghindari volatilitas pasar crypto, sambil memfasilitasi akses ke platform DEFI dan aplikasi crypto lainnya. Untuk itu, USDT adalah pilihan pertama untuk mempertahankan likuiditas di pasar gejolak.
Untuk bertahan dalam kondisi pasar yang penuh dengan ketidakpastian, beberapa strategi direkomendasikan oleh para mahir, seperti mengkhususkan diri dalam aset utama seperti bitcoin, menerapkan strategi rata -rata biaya dolar (DCA), dan memperhatikan diversifikasi portofolio. Selain itu, memakai produk -produk yang mengarahkan sebagai alternatif untuk mempertahankan arus kas tanpa harus segera menjual aset dalam perjalanan -tengah pasar yang berfluktuasi juga dapat menjadi pilihan cerdas bagi investor.
Sumber: Vritimes
(Tagstotranslate) Stablecoin
Source link
