Tahukah Anda ternyata dalam jumlah besar lansia di Indonesia yang menderita tukak dekubitus? Yuk cari tahu apa tersebut tukak dekubitus, gejala, penyebab, serta langkah pencegahannya.
Menurut Direktur Kesehatan Usia Produktif serta Lanjut Usia Kementerian Kesehatan (Kemenkes), drg. Nida Rohmawati, satu dari tiga lansia di Indonesia berisiko merasakan luka dekubitus, adalah borok yang muncul sebab tekanan pada kulit dalam waktu lama.
Angka kejadian luka tekan di Indonesia cukup tinggi, sampai 33% dari seluruh lansia yang hidup sementara, kata Nida, seperti dilansir CNN Indonesia.
Spanduk Idul Adha/ Foto: HaiBunda/Dwi Rachmi
Luka dekubitus umumnya muncul di space tubuh yang menopang berat badan saat berbaring dalam waktu lama, seperti tumit, siku, pinggul, serta punggung bawah. Tingginya angka kejadian luka dekubitus di Indonesia sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia.
Pada tahun 2023, Kementerian Kesehatan mencatat terdapat 28,9 juta penduduk lanjut usia di Indonesia. Terdapat 8 provinsi dengan jumlah lansia terbanyak di Indonesia antara lain DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, serta Lampung.
Di antara provinsi-provinsi itu, DI Yogyakarta mempunyai jumlah lansia terbanyak, yakni sampai 16% dari general lansia di Indonesia. Sementara waktu, dalam jumlah besar lansia yang menderita tukak dekubitus.
Apa tersebut Dekubitus?
Ulkus dekubitus yaitu luka terbuka pada kulit yang disebabkan oleh tekanan terus-menerus dalam jangka waktu lama pada space tubuh tertentu. Berkurangnya aliran darah ke space ini dikarenakan kerusakan jaringan serta kematian.
Ulkus dekubitus terus menerus terjadi pada kulit yang menutupi space tulang. Tempat paling umum terjadinya ulkus dekubitus yaitu di pinggul, punggung, pergelangan kaki, serta bokong.
Kondisi ini umumnya terjadi pada orang lanjut usia serta orang yang merasakan penurunan mobilitas. Jika sepertinya tidak diobati, infeksi bisa menyebar ke darah, jantung, serta tulang dan bisa mengancam nyawa.
Mengutip dari Cleveland Clinics, para mahir memperkirakan 2,5 juta orang Amerika menderita tukak dekubitus setiap tahunnya. Siapapun dapat terkena luka ini.
Penyebab Ulkus Tekanan
Ulkus dekubitus terjadi ketika tekanan mengurangi atau memutus aliran darah ke kulit Anda. Kurangnya aliran darah ini bisa dikarenakan timbulnya luka tekan hanya dalam dua jam.
Sel-sel kulit di dermis Anda (lapisan kulit terluar) mulai mati. Saat sel-sel mati terurai, luka tekan terbentuk. Cedera lebih mungkin saja terjadi bila ada tekanan yang dikombinasikan dengan kelembapan dari keringat, urin, atau kotoran lainnya.
Tekanan yang berkepanjangan pada dasarnya merupakan penyebab utama terjadinya ulkus dekubitus. Berbaring di bagian tubuh tertentu dalam waktu lama dikarenakan kulit Anda merasakan kerusakan.
Space di sekitar pinggul, tumit, serta tulang ekor sangat rentan terhadap cedera jenis ini.
Faktor lain yang meningkatkan kemungkinan terjadinya ulkus dekubitus yaitu sirkulasi yang buruk, kelembapan yang berlebihan, iritasi kulit sebab urin serta feses, gesekan, seperti saat seseorang berbaring di tempat tidur serta seprai terseret dari bawahnya.
Gejala Ulkus Dekubitus
Mengutip dari Healthline, ulkus dekubitus mempunyai indikasi berbeda-beda tergantung stadiumnya. Berikut tahap indikasi tukak dekubitus.
Gejala tahapan 1
Kulitnya sepertinya tidak rusak, tapi berubah warna. Space itu mungkin saja tampak merah jika Anda mempunyai kulit cerah.
Perubahan warnanya mungkin saja bervariasi dari biru menjadi ungu jika Anda mempunyai kulit yang lebih gelap. Misalkan saja, jika Anda mempunyai kulit yang lebih terang, lukanya akan berubah menjadi merah serta bukannya semakin terang saat Anda menekannya. Lukanya akan tetap merah setidak-tidaknya semasa 30 menit.
Mungkin saja serta terasa hangat saat disentuh, terlihat bengkak, nyeri, gatal, serta sensasi terbakar.
Gejala tahapan 2
Robekan pada kulit menandakan adanya luka dangkal yang bisa mengeluarkan nanah. Lukanya mungkin saja serta terlihat seperti lepuh berisi cairan.
Penyakit ini menyerang lapisan kulit pertama (dermis) serta kemungkinan lapisan kedua (epidermis). Ada luka yang terasa nyeri serta kulit di sekitarnya dapat berubah warna.
Gejala tingkat 3
Bisul berada jauh lebih dalam di kulit dengan begitu mempunyai pengaruh pada lapisan lemak ibu. Ibu seharusnya sepertinya tidak dapat lihat tulangnya melainkan uratnya. Lukanya terlihat seperti kawah serta mungkin saja berbau sepertinya tidak sedap.
Gejala stadium 4
Bisul ini sangat dalam serta mempunyai pengaruh pada dalam jumlah besar lapisan jaringan, mungkin saja termasuk tulang. Ada dalam jumlah besar jaringan mati serta nanah. Infeksi mungkin saja terjadi pada tahapan ini.
Terkadang, kedalaman luka serta besarnya kerusakan jaringan yang terjadi sepertinya tidak bisa diukur. Hal ini membuat sulit untuk mengevaluasi serta menyelesaikan tahap secara penuh.
Hal ini mungkin saja disebabkan oleh adanya plak keras yang disebut eschar pada luka. Bisul serta dapat mengandung cairan berubah warna yang disebut dengan slough yang mungkin saja muncul.
Dokter Anda mungkin saja perlu mengeluarkan serpihan atau serpihan untuk mengetahui seberapa luas lukanya. CT scan lebih lanjut atau pertimbangan bedah di space itu mungkin saja diperlukan.
Faktor Resiko Luka Decubitus pada Lansia
1. Kurangnya pemeliharaan
Kulit orang lanjut usia lebih tipis, lebih kering serta lebih rentan dibandingkan orang dewasa. Hal ini membuat mereka lebih mudah terluka, apalagi jika stres dalam waktu lama. Perawatan kulit yang sepertinya tidak tepat, seperti jarang merubah popok atau sepertinya tidak memakai pelembap, dapat memperburuk kondisi.
Orang lanjut usia dengan mobilitas rendah, seperti terkena stroke serta harus segera berbaring di tempat tidur, berisiko tinggi terkena tukak dekubitus. Kurangnya perubahan posisi serta perawatan kulit yang optimum bisa memperburuk efek ini.
2. Jangan memakai kasur khusus
Kasur ulkus dekubitus dirancang secara unik untuk mendistribusikan tekanan secara merata serta mencegah luka tekan. Tetapi di Indonesia kasur ini masih jarang digunakan terutama akibat harganya yang mahal.
3. Kurangnya pendidikan
Cukup banyak pengasuh keluarga yang belum memahami pentingnya mengubah posisi lansia secara berkala. Kurangnya edukasi mengenai pencegahan ulkus dekubitus bisa dikarenakan kelalaian dalam perawatan.
4. Setiap saat dibiarkan berbaring
Orang lanjut usia yang berbaring atau kumpul diam dalam jangka waktu lama (lebih dari 30 menit) berisiko merasakan tukak dekubitus. Tubuh mereka perlu digerakkan secara berkala untuk meningkatkan aliran darah serta mencegah luka tekan.
“Mereka kasihan kalau orang tuanya harus segera terus menerus dipindahkan dari tempat tidur, berganti posisi. Makanya dibiarkan saja. Seandainya saja, ini justru berbahaya,” jelas Rinadewi Atriningrum, dokter spesialis kulit ulung.
Pencegahan Luka Dekubitus pada Lansia
Ulkus dekubitus bisa dicegah dengan beberapa langkah, seperti:
- Bantulah lansia untuk kumpul, bangun, atau mengambil langkah sesering mungkin saja.
- Periksa kulit lansia setiap hari untuk dapat mencari tanda-tanda luka dekubitus, seperti kemerahan, bengkak, atau luka lainnya.
- Jagalah kulit lansia tetap bersih serta kering. Gunakan pelembap secara rutin untuk menjaga kelembapan kulit.
- Ubah posisi tidur lansia secara berkala. Bantu lansia mengubah posisi tidurnya setiap 2 mencapai 3 jam.
- Pastikan lansia dapatkan asupan nutrisi seimbang untuk menjaga kesehatan kulit.
- Gunakan alas tidur yang empuk serta nyaman untuk lansia.
- Konsultasikan pada ahlinya jika lansia memperlihatkan tanda-tanda luka dekubitus.
Dengan tindakan pencegahan yang tepat, mempengaruhi yang ditimbulkan pada lansia yang menderita ulkus dekubitus bisa diminimalisir.
Bagi bunda yang ingin berbagi tentang parenting serta dapatkan dalam jumlah besar giveaway, yuk gabung di organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik DI SINI. Bebas!
(putra/putra)