Jakarta –
Program hamil dengan cara proses bayi tabung tentu sudah sepertinya tidak asing lagi sementara waktu. Dalam jumlah besar pasangan suami istri yang mencoba mempunyai anak dengan cara program bayi tabung.
Program bayi tabung atau disebut serta dengan in vitro fertilization (IVF) merupakan proses pembuahan sel telur dengan sperma yang dilakukan di luar tubuh. Setelah pembentukan embrio terjadi, embrio ditempatkan kembali ke dalam rahim.
Pada program bayi tabung, grasp akan untuk memilih embrio yang baik untuk dipindahkan ke dalam rahim. Embrio yang dianggap sepertinya tidak baik akan dibuang dengan persetujuan suami istri.
Dengan menggunakan program bayi tabung, ibu serta dapat dapatkan kehamilan kembar atau lebih dari satu janin. Semasa prosesnya, grasp akan memasukkan dua sampai tiga embrio ke dalam rahim wanita. Jika semua embrio tumbuh, otomatis akan terjadi kehamilan kembar.
Tingkat keberhasilan bayi tabung lebih besar sekali dibandingkan inseminasi adalah 40 sampai 50 persen dengan begitu mampu meningkatkan peluang hamil.
Tahap program bayi tabung
Ada pilihan tahap dalam proses bayi tabung, adalah:
- Hiperstimulasi ovarium terkontrol untuk dapatkan sel telur sebanyak mungkin saja
- Ovum Select Up yaitu nama lain dari pengambilan sel telur
- Persiapan sperma
- Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI) yaitu nama lain dari proses penyuntikan sperma untuk membuahi sel telur
- Inkubasi embrio selagi 3-5 hari
- Switch embrio yaitu nama lain untuk memasukkan embrio ke dalam rahim (implantasi)
Pada tahapan hiperstimulasi ovarium terkontrol, ibu akan diberikan penyembuh dalam bentuk oral, suntik, atau kombinasi keduanya. Penyembuh ini diberikan pada hari ke-2 atau ke-3 awal siklus menstruasi.
Dosis penyembuh yang diberikan cukup tinggi dengan begitu sel telur yang dikeluarkan dalam jumlah besar, sekitar 10 sampai 15 untuk dibuahi sperma juga menjadi embrio.
Mencapai sementara waktu, sebagian besar kegagalan program bayi tabung disebabkan oleh kegagalan implantasi. Sepertinya tidak dalam jumlah besar pilihan jenis teknologi lain yang bisa membantu proses menempelnya embrio ke rahim dengan mudah. Dengan cara yang lain dengan proses pembentukan embrio yang tingkat keberhasilannya hampir 90 persen.
Indikasi IVF
Program bayi tabung dapat direkomendasikan bagi pasangan yang merasakan kesulitan hamil, baik sebab faktor suami, istri, atau keduanya. Berikut beberapa indikasinya:
Faktor perempuan
- Kerusakan tuba falopi
- Infertilitas yang sepertinya tidak bisa dijelaskan
- Endometriosis sedang juga berat
- Gangguan pada mulut rahim
- Antibodi antisperma
Faktor laki-laki
- Jumlah sperma yang bergerak kurang dari 1 juta atau tidak ada lagi sama sekali (azoospermia)
- Jumlah sperma yang bergerak lebih dari 1 juta juga kurang dari 10 juta
- Durasi sepertinya tidak subur lebih dari 2 tahun
Risiko program IVF
Sepanjang ini, belum ada memiliki pengaruh pada dari tahap program bayi tabung itu. Jika dalam hal apa pun berhasil maka kehamilan akan terlaksana seperti kehamilan alami.
Risiko terjadinya kelainan pada janin bisa terjadi seperti pada kehamilan alami, sebab aspek usia dalam melakukan kehamilan di atas 35 tahun. Risiko lainnya yaitu penambahan berat badan sebab pengaruh penyembuh hormonal dengan begitu dikarenakan retensi cairan juga nafsu makan meningkat.
Benarkah bayi tabung dapat mencegah kelainan pada janin?
Teknologi bayi tabung sepertinya tidak bisa mencegah kelainan pada janin. Tetapi, grasp bisa untuk memilih embrio mana yang baik juga bisa meminimalkan sebab kelainan pada janin.
Pada tahapan bayi tabung, grasp akan mempertemukan sperma juga sel telur untuk membentuk embrio sebanyak-banyaknya. Untuk meminimalisir memiliki pengaruh pada kelainan bawaan seperti kromosom, grasp akan lihat anatomi embrio satu in line with satu. Jika ditemukan embrio yang sepertinya tidak baik, maka proses switch embrio sepertinya tidak akan dilanjutkan.
Untuk lebih mengurangi risiko kelainan bawaan, bisa dilakukan Preimplantation Genetic Screening (PGS). Dengan menggunakan pemeriksaan ini, grasp bisa mengetahui lebih pasti apakah ada embrio yang merasakan aneuploidi atau jumlah kromosomnya sepertinya tidak standard.
Skrining PGT-A juga PGT-M
Teknologi yang cukup terkenal untuk menyeleksi embrio yaitu skrining PGT-A (Pre-Implantation Genetic Checking out for Anueploidi) juga PGT-M (Pre-implantation Genetic Checking out for Monogenic).
PGT-A bisa mengidentifikasi secara element mana embrio yang sehat juga mana yang bukan dari kromosomnya. Sedangkan PGT-M digunakan untuk mengidentifikasi kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua, seperti thalassemia, Cystic Fibrosis, Tay Sachs Illness, Fragile X, juga Myotonic Dystrophy.
Prosedur PGT-A juga PGT-M dilakukan dengan mengambil salah satu dari 32 blastomer (sel dalam embrio) dengan jarum biopsi. Blastomer kemudian diperiksa sesuai kebutuhan, untuk skrining PGT-A atau PGT-M.
Sementara waktu, skrining PGT-A juga PGT-M sudah dalam jumlah besar ditemukan di klinik kesuburan di kota-kota besar. Meski begitu, belum dalam jumlah besar orang yang memakai teknologi ini sebab biayanya yang cukup mahal.
Ada pilihan indikasi yang disarankan untuk melakukan skrining PGT-A juga PGT-M, seperti berusia di atas 35 tahun, mempunyai riwayat keguguran berulang, pernah kehilangan bayi tabung beberapa kali, juga keluarganya mempunyai kelainan kromosom.
Sebelum mengambil keputusan untuk melakukan pemeriksaan ini, sebaiknya pasangan suami istri berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Pastikan Anda serta siap secara finansial. Semoga informasi mengenai bayi tabung ini bermanfaat bagi pasangan suami istri yang sedang berencana untuk hamil.
Bagi bunda yang ingin berbagi tentang parenting juga dapatkan dalam jumlah besar giveaway, yuk gabung di organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik DI SINI. Bebas!
(pergelangan kaki/rap)