Nasib Bitcoin setelah dua bulan merasakan halving juga potensi kenaikan harga Ethereum

Nasib Bitcoin setelah dua bulan merasakan halving juga potensi kenaikan harga Ethereum


Ilustrasi pergerakan harga Bitcoin.  Sumber: Tokocrypto.
Ilustrasi pergerakan harga Bitcoin. Sumber: Tokocrypto.

Harga Bitcoin belum dapatkan momentum kenaikan setelah Bitcoin dihalving pada 20 April juga hanya diperdagangkan sekitar US$65.000 atau sekitar Rp. 1,06 miliar. Dalam perkembangannya, Bitcoin gagal membangun momentum kenaikan meski demikian sudah ada Bitcoin juga Ethereum ETF. Peluncuran ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat juga negara lain membawa perubahan paradigma dalam ekosistem investasi Bitcoin. Tetapi sentimen pasar masih lebih terfokus pada peristiwa makroekonomi.

Pedagang Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan persetujuan ETF Bitcoin spot juga kemudian ETF Ethereum spot merupakan faktor bullish yang cukup untuk memicu reli harga Bitcoin, juga bahkan kemungkinan reli pasar kripto yang lebih luas. Tetapi, penundaan dalam pencatatan ETF spot ETH berdampak pada sentimen bullish.

Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto sampai US$2,77 triliun pada Maret 2024, sejak tersebut investor telah kehilangan lebih dari US$400 miliar sebab kapitalisasi pasar anjlok menjadi US$2,33 triliun pada pertengahan Juni.

“Penyebabnya yaitu menurunnya kepercayaan terhadap pasar kripto sebab tertundanya penurunan suku bunga oleh The Fed. Apalagi dengan sepertinya tidak adanya tiga kali penurunan suku bunga The Fed di awal tahun ini, diperkirakan reli harga BTC akan terjadi. pelan-pelan mencapai akhir tahun,” kata Fyqieh.

Pasar bullish Bitcoin telah mereda sebab kekhawatiran makroekonomi membuat investor institusi menjauh. Arus masuk ke ETF Bitcoin negatif selagi empat hari berturut-turut sejak 17 Juni, dikarenakan sentimen negatif di pasar kripto. Ketidakpastian investor mengenai sikap The Fed juga tren aliran BTC ETF Amerika Serikat memengaruhi permintaan pembeli terhadap Bitcoin.

Potensi Ethereum

Ilustrasi aplikasi Tokocrypto untuk membeli aset Bitcoin dan Ethereum.  Sumber: Tokocrypto.
Ilustrasi aplikasi Tokocrypto untuk membeli aset Bitcoin juga Ethereum. Sumber: Tokocrypto.

Dominasi Bitcoin turun tajam sebesar 0,93% menjadi 54,31%, yang berarti investor tampaknya tertarik pada altcoin. Secara signifikan, Ethereum mengungguli pasar kripto yang lebih luas. Pada Rabu (19/6), overall kapitalisasi pasar kripto naik 0,49% menjadi US$2,315 triliun.

Baca Juga:  8 Jenis Printer Berdasarkan Karakteristik dan Fungsinya

Investor bereaksi terhadap berita SEC menghentikan penyelidikannya terhadap Ethereum. Pengumuman itu kemungkinan akan memfasilitasi peluncuran pasar spot ETH ETF di Amerika Serikat dalam waktu dekat. Perkembangan positif sementara itu bisa dikarenakan peningkatan permintaan juga berpotensi mendorong harga lebih tinggi.

“Potensi kenaikan ini bisa dilihat dari antisipasi masuknya ETF yang sepertinya tidak hanya akan berdampak pada harga Ethereum, tetapi dan mempercepat pertumbuhan, adopsi, juga likuiditas yang tersedia untuk protokol DeFi yang dibangun dalam ekosistem ETH,” jelas Fyqieh.

Ini memberikan gambaran awal tentang bagaimana posisi investor mengenai mempengaruhi arus masuk dana ETF ETH di masa depan. Ketika Ethereum memperkuat dudukannya, permintaan untuk staking juga pengembangan dApps yang memungkinkan interaksi di berbagai blockchain ETH kemungkinan akan meningkat.

Secara historis, ETF Bitcoin yang diluncurkan pada Januari 2024 telah menarik kepemilikan BTC senilai lebih dari US$58 miliar dalam 6 bulan pertama perdagangan. Jika ETF Ethereum menarik separuh daya tarik itu, seperti yang diharapkan, investor bisa mengantisipasi aliran masuk modal lebih dari US$20 miliar ke pasar ETH dalam beberapa bulan yang akan datang.

ETF Ethereum bisa menjadi katalisator kenaikan harga ETH baru sekitar US$5.000-US$6.000 atau Rp82 juta-Rp92 juta dalam jangka pendek, sebab berpotensi menarik foundation investor yang lebih luas juga meningkatkan legitimasi pasar. Perkembangan pasar DeFi akan menjadi sentimen lain yang mendorong harga ETH di masa depan.


Sumber: VRITIMES