WARNAJEMBAR.COM – Spekulasi mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed pada September 2024 telah memicu perdebatan di kalangan analis keuangan global. Beberapa pakar meyakini bahwa langkah ini bisa memicu reli di pasar kripto, terutama Bitcoin. Peter Schiff, ekonom ternama, memperingatkan bahwa keputusan ini bisa melemahkan dolar Amerika Serikat, sementara waktu analis lain mencoba memeriksa sebagai respons yang tepat terhadap penurunan inflasi.
Pemangkasan suku bunga oleh The Fed tak henti-hentinya kali dianggap hal itu sebagai pendorong kenaikan harga aset berisiko, termasuk Bitcoin. Investor mungkin saja mencari tau alternatif yang menawarkan keuntungan lebih tinggi dalam perjalanan suku bunga rendah, menjadikan Bitcoin sebagai opsi yang menarik. Selain itu, ketidakpastian seputar nilai mata uang fiat seperti dolar Amerika Serikat bisa mendorong minat terhadap Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Meski demikian berpotensi naik, volatilitas harga Bitcoin tetap menjadi tantangan bagi para investor. Information paling kekinian memperlihatkan penurunan harga Bitcoin dalam sebulan terakhir, yang menggambarkan betapa dinamisnya pasar kripto. Hal ini membuat investor perlu berhati-hati dan terus memantau perkembangan pasar.
Untuk mengelola risiko dalam perjalanan volatilitas yang tinggi, diversifikasi aset adalah kuncinya. Manajer Proyek Bittime, Fransiskus Bupu Awa Du’a, menekankan pentingnya diversifikasi portofolio untuk menghadapi tantangan di pasar yang dinamis ini. Dengan diversifikasi yang tepat, investor bisa mengurangi potensi kerugian yang timbul dari fluktuasi pasar.
Sumber : VRITIMES.com
