WARNAJEMBAR.COM – Harga minyak mentah telah menurun secara signifikan dalam perdagangan Rabu (29/1), dengan minyak WTI turun $ 1,15 atau 1,6%, hingga $ 72,62 in line with barel. Penurunan ini mencatat harga terendah tahun ini, yang dipicu oleh peningkatan stok minyak mentah Amerika Serikat yang melebihi ekspektasi pasar. Information ini menambah tekanan pada harga minyak yang telah menurun akibat faktor -faktor lain.
Menurut analisis teknis dari Dupoin Indonesia, pola kandil dan indikator rata -rata bergerak memperlihatkan bahwa tren bearish dalam minyak WTI masih dominan. Jika tekanan penjualan berlanjut, harga minyak berpotensi turun lebih dalam menjadi $ 71, meski demikian ada kemungkinan rebound yang bisa mendorong harga naik menjadi sekitar $ 75.
Faktor utama yang dampak harga minyak adalah lonjakan stok minyak mentah Amerika Serikat sebesar 3,46 juta barel, yang disebabkan oleh penurunan aktivitas pemurnian semasih tiga minggu berturut -turut. Peningkatan stok ini mencerminkan melemahnya permintaan minyak mentah di pasar Amerika Serikat. Selain itu, kebijakan ekonomi global, termasuk tarif impor yang direncanakan oleh Gedung Putih, juga berdampak pada volatilitas pasar minyak.
Alternatifnya, ketidakpastian pasar semakin diperburuk oleh kebijakan moneter Amerika Serikat yang masih belum jelas, serta keputusan OPEC+ mendatang terkait dengan pasokan minyak. Meski demikian ada minim deskripsi kekhawatiran pasokan akibat laporan ekspor minyak dari Libya yang berjalan secara customary, kondisi geopolitik negara itu masih membawa risiko terhadap stabilitas pasokan minyak global. Pasar minyak diprediksi akan tetap bergejolak dengan mempengaruhi kebijakan internasional dan ekonomi utama.
Sumber: Vritimes
(Tagstotranslate) Harga minyak
Source link