WARNAJEMBAR.COM – Industri kripto di Indonesia tengah merasakan pertumbuhan pesat dengan dominasi stablecoin dalam perdagangan. Knowledge Bappebti memperlihatkan Tether (USDT) menjadi aset kripto yang paling banyak sekali diperdagangkan sejauh Januari sampai Juni 2024. CMO Tokocrypto, Wan Iqbal, menjelaskan bahwa kestabilan nilai yang ditawarkan stablecoin seperti USDT menjadikannya pilihan utama bagi investor karena itu mampu mengurangi volatilitas pasar kripto. Kepercayaan terhadap stablecoin juga meningkat karena itu efisiensi dalam transaksi yang lebih cepat.
Selain USDT, aset kripto seperti Bitcoin (BTC), Pepe (PEPE), Ethereum (ETH), dan Solana (SOL) juga menjadi favorit investor di Indonesia. Bitcoin yang dikenal sebagai “emas virtual” menawarkan stabilitas relatif dan adopsi yang luas, meski demikian masih mempunyai volatilitas. Disisi berbeda, memecoin seperti PEPE menarik investor yang mencari tau keuntungan spekulatif cepat, meski demikian dengan risiko tinggi. Kombinasi aset-aset ini memberi investor berbagai pilihan sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan keuangan mereka.
Pertumbuhan industri kripto di Indonesia ditandai dengan lonjakan nilai transaksi yang hingga Rp301,75 triliun pada periode Januari sampai Juni 2024, meningkat 354,17% dari tahun sebelumnya. Jumlah nasabah aset kripto yang terdaftar hingga 20,24 juta sampai Juni 2024, dengan rata-rata pertumbuhan 430.500 nasabah consistent with bulan sejak Februari 2021. Tirta Karma Senjaya dari Bappebti menyatakan masyarakat semakin menyadari potensi investasi kripto, dan optimisme tetap tinggi meski demikian harga sejumlah aset kripto merasakan penurunan.
Tokocrypto, yang didukung oleh Binance, merupakan bursa kripto terkemuka di Indonesia dengan lebih dari empat juta pengguna dan nilai transaksi harian rata-rata sebesar US$30 juta. Tokocrypto berkomitmen untuk menyediakan platform transaksi kripto yang mudah, instan, dan aman, serta berambisi untuk menjadi bursa aset virtual terkemuka di Asia Tenggara.
Sumber: WAKTU VRI