Sampah Plastik Ancam Lingkungan, MASINDO Dorong Penguatan Edukasi Sadar Risiko

Sampah Plastik Ancam Lingkungan, MASINDO Dorong Penguatan Edukasi Sadar Risiko



Sampah Plastik Ancam Lingkungan, MASINDO Dorong Penguatan Edukasi Sadar Risiko

Jakarta – Sampah plastik memberikan mempunyai pengaruh pada negatif yang signifikan terhadap kelestarian lingkungan di Indonesia. Untuk meminimalisir mempunyai pengaruh pada yang signifikan terhadap lingkungan, Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) mendorong penguatan edukasi sadar risiko di masyarakat sejak dini guna mengurangi penggunaan barang berbahan plastik.

Anggota MASINDO dan Pengamat Kebijakan Publik dari Pusat Observasi Kependudukan dan Pemuda (CYPR), Boedi Rheza, menjelaskan bahwa plastik semasih ini hal itu dianggap sebagai barang praktis yang digunakan untuk memberi dorongan untuk aktivitas sehari-hari. Seandainya saja, jika sepertinya tidak dikelola dengan baik, sampah plastik berpotensi sangat merusak lingkungan.

“Penggunaan plastik di Indonesia sudah sampai angka yang mengkhawatirkan, meningkat pesat setiap tahunnya. Sayangnya, tingkat daur ulang plastik masih rendah, terutama di daerah perkotaan,” kata Boedi.

Berdasarkan information Menjadikan Laut Bebas Plastik Pada tahun 2017 dilaporkan terdapat 187,2 miliar kantong plastik yang digunakan di Indonesia setiap tahunnya. Dengan tingkat penggunaan yang begitu tinggi, pada tahun 2022 general sampah plastik di Indonesia telah sampai 12,5 juta ton (Kompas.com, 2023). Bahkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat bahwa tingkat daur ulang sampah plastik di wilayah perkotaan, khususnya di Pulau Jawa, baru sampai 11,8% pada tahun 2020.

Dengan rendahnya tingkat daur ulang sampah plastik, maka risiko pencemaran lingkungan semakin meningkat. Boedi mencontohkan sampah plastik Polietilen Tereftalat Dan Polietilena Kepadatan Tinggiyang umum digunakan untuk botol air mineral dan kemasan produk pembersih, membutuhkan waktu ratusan mencapai ribuan tahun untuk terurai sepenuhnya.

“Sepertinya tidak hanya merusak kelestarian lingkungan, termasuk ekosistem di laut dan darat, sampah plastik juga bisa memengaruhi kesehatan manusia. Sampah plastik yang terurai menjadi partikel yang disebut mikroplastik, masuk ke dalam makanan yang kita konsumsi dan berpotensi menjadi racun,” kata Boedi.

Baca Juga:  Kisah Sukses Andrew Susanto dalam Mengembangkan Bisnis Bernilai Miliaran Dolar

Pemerintah, kata Boedi, telah melakukan berbagai usaha untuk mengurangi sampah plastik dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga serta Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Tertentu. Pemerintah bahkan berencana mengenakan cukai plastik untuk mengurangi sampah plastik mulai tahun 2024.

Tetapi, dengan masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya sampah plastik, maka perlu adanya penguatan edukasi kesadaran risiko agar masyarakat mulai mengurangi penggunaan barang plastik. Upaya ini tentu perlu melibatkan seluruh pemangku kepentingan terkait, termasuk pemerintah dan masyarakat.

“MASINDO siap berkolaborasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait lainnya untuk memberikan edukasi dan informasi guna meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penggunaan barang plastik,” kata Boedi.

Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan bisa mendorong setiap individu untuk mengurangi penggunaan plastik dengan beralih ke produk alternatif yang ramah lingkungan. Andaikan, memakai tas belanja kain, memakai peralatan makan dari kayu, dan melakukan 3R (Scale back, Reuse, dan Recycle). Masyarakat juga bisa mendaur ulang plastik dengan mengembalikannya ke financial institution sampah.

“Perubahan pendekatan hidup ke arah ramah lingkungan secara bertahap akan mengurangi penggunaan plastik, dengan begitu kita bisa melindungi dan mencegah risikonya,” kata Boedi.


Sumber: VRITIMES