WARNAJEMBAR.COM – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S. Uno mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mendapatkan manfaat dari potensi ekonomi virtual yang diperkirakan sampai US$110 miliar pada tahun 2025. Pemerintah terus berupaya untuk mencapainya. memberikan perlindungan bagi UMKM agar mampu bersaing secara internasional. adil dan mengembangkan bisnisnya. Sandiaga juga mengapresiasi Program UMKM untuk Indonesia (UUI) yang dijalankan oleh Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (INOTEK), Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), dan Sampoerna Entrepreneurship Coaching Center (SETC) yang fokus pada pendampingan dan digitalisasi UMKM.
Program UUI telah memberikan pendampingan kepada 1.000 UMKM sejak Februari 2024, dan acara puncak Entrepreneur Innovation and Digitalization Program for Complex Acceleration (IDEAL) 2024 digelar sebagai bagian dari upaya tersebut. Dari rutinitas IDEAL ini, lima UMKM terpilih akan dapatkan pendampingan lanjutan dari INOTEK, BRIN dan Sampoerna SETC. Sandiaga mengharapkan kerja sama ini bisa meningkatkan kapasitas UMKM agar semakin dapat membuka peluang usaha baru dan lapangan kerja dengan mendapatkan manfaat dari inovasi dan riset yang diberikan BRIN.
Sandiaga menyoroti tantangan utama UMKM bukanlah pendanaan, melainkan pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, pelatihan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat penting agar UMKM bisa menghasilkan produk yang berkualitas dan berkelanjutan. Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menegaskan inovasi dan adaptasi menjadi kunci UMKM dapat bertahan dan berkembang. BRIN berperan dalam memberikan solusi inovatif yang relevan bagi UMKM dengan cara observasi dan pengembangan tersambung.
Asisten Deputi Kemenko Perekonomian Herfan Brilianto Mursabdo menekankan pentingnya literasi virtual dan pemerataan akses teknologi untuk memberi dukungan UMKM. Saat ini, Staf Mahir Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Riza Damanik menyampaikan pandemi Covid-19 mempercepat digitalisasi UMKM, dengan jumlah UMKM yang beralih ke virtual meningkat signifikan dari 9 juta menjadi lebih dari 25 juta. . Riza menegaskan, digitalisasi sepertinya tidak hanya terkait e-commerce saja, tetapi juga menyangkut aspek produktivitas dan efisiensi produksi.
Sumber: VRITIMES