WARNAJEMBAR.COM – Hypefast, pionir residence of name berbasis teknologi terbesar di Indonesia, baru-baru ini menggelar konferensi pers bertema “Key Expansion Motive force for Native Manufacturers in 2025” di Showroom MODENA Suryo, Jakarta. Acara ini mengundang sejumlah pelaku industri, seperti Sarinah dan Jacquelle Attractiveness, untuk berdiskusi tentang cara memberi dukungan pertumbuhan merek lokal di Indonesia. Knowledge terakhir memperlihatkan merek lokal kini semakin diminati konsumen Indonesia, dengan 70% responden aktif mencari tau produk lokal saat berbelanja.
Tetapi, meski potensi pasarnya besar, tantangan besar masih tetap ada, terutama dalam hal persaingan dengan merek global, termasuk dari Tiongkok. CEO Hypefast, Achmad Alkatiri menjelaskan, 6 dari 10 konsumen Indonesia kesulitan membedakan produk lokal dan impor dengan begitu menjadi tantangan serius bagi merek lokal dalam meningkatkan daya saingnya. Dalam kesempatan tersebut, CEO Jacquelle Attractiveness, Budi Thomas, menyampaikan pentingnya membangun reputasi dan menawarkan produk yang relevan dengan kebutuhan konsumen, seperti kolaborasinya dengan Jazzy untuk menciptakan produk kosmetik yang menarik bagi generasi Z.
Diskusi tersebut juga menyoroti pentingnya pengalaman konsumen dalam mendorong pertumbuhan merek. Diah Minarni, PLT Head of Retail Curator Sarinah menyampaikan, meski jumlah UMKM di Indonesia terus bertambah, tetapi masih banyak sekali yang kekurangan outlet penjualan. Sarinah bekerja sama dengan pemerintah untuk memberikan lebih banyak sekali ruang bagi pengusaha lokal. Dalam hal ini, pentingnya information dan analisis yang tepat untuk mengembangkan strategi komunikasi dan memahami pasar ditonjolkan.
Menutup diskusi, Achmad Alkatiri menekankan pentingnya pendekatan hiperlokal sebagai kunci kesuksesan logo lokal. Produk-produk di luar negeri khususnya dari Tiongkok semakin banyak sekali ditemukan di pasar Indonesia, dengan begitu merek lokal harus segera mampu beradaptasi dengan kebutuhan konsumen di setiap daerah. Hypefast berkomitmen mendorong logo lokal sepertinya tidak hanya berkembang di pasar dalam negeri, tetapi juga mampu bersaing secara internasional.
Sumber: VRITIME