Bandung Barat – warnajembar.com // Apung Hadiyat Purwoko, salah satu tokoh kunci dalam sejarah pendirian Kabupaten Bandung Barat (KBB), melontarkan seruan pentingnya mengingat dan menghormati perjuangan para pendiri daerah tersebut.
Ia menyoroti kecenderungan melupakan atau mereduksi sejarah KBB menjadi sekadar narasi politik.
Dalam pernyataan tegasnya, Apung mengingatkan bahwa sejarah KBB bukan hanya milik segelintir nama yang tercatat secara resmi. Ia menekankan peran kolektif banyak tokoh yang kontribusinya tak terdokumentasi dengan baik.
“Yang tampil ke depan hanya sebagian saja. Saya sendiri pernah mengalami, pejuang KBB bukan hanya tiga orang seperti yang sering disebut-sebut. Itu tidak benar,” ujarnya.
Apung menjelaskan adanya dua versi sejarah: yang terdokumentasi dan yang tidak. Sayangnya, versi tertulis seringkali mengabaikan kontribusi besar para pejuang yang sesungguhnya.
Baginya, yang terpenting saat ini bukan soal pengakuan, melainkan meneruskan semangat dan cita-cita para pejuang tersebut.
“Harus ada kesadaran untuk peduli pada pembangunan daerah ini, tanpa keluar dari semangat perjuangan saat pendiriannya,” tegas Apung.
Ia juga menyampaikan tuntutan masyarakat KBB akan realisasi nyata dari cita-cita pembangunan yang dicanangkan sejak pemekaran tahun 2002. Pemerintah, menurutnya, harus fokus pada pembangunan menyeluruh: pendidikan, kesehatan, ekonomi, infrastruktur, dan pengembangan SDM.
Apung menyindir sisa-sisa persaingan politik masa lalu yang masih memengaruhi dinamika pembangunan KBB. “Padahal, hal tersebut seharusnya sudah tidak relevan lagi,” tambahnya.
Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah daerah untuk mengingat sejarah dan menjaga cita-cita besar para pendiri KBB. “Kami tetap menuntut agar sejarah dan semangat pendirian Kabupaten Bandung Barat tidak dilupakan,” pungkasnya. (*An/red)