“UMKM Milenial Bandung Barat Didorong Literasi Laporan Keuangan, Siap Raih Kredit Usaha Rakyat”

Bandung Barat – warnaJembar.com // Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Diskop UKM) Kabupaten Bandung Barat menggelar pelatihan khusus bagi pelaku UMKM muda di bawah usia 35 tahun.

Acara ini berlangsung di Takashimaya Hotel, Lembang, pada Selasa hingga Rabu, 23–24 September 2025.

Pelatihan bertajuk Pembuatan Laporan Keuangan untuk UMKM ini menjadi langkah nyata pemerintah daerah dalam memberdayakan pelaku usaha mikro agar lebih siap menghadapi tantangan dunia usaha modern, khususnya dalam akses terhadap permodalan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber berkompeten, di antaranya Kepala Dinas Koperasi UKM Bandung Barat Dra. Sri Dustirawati, M.Si, Kepala Bidang Ujang Herman, SE.MM, serta para akademisi dan praktisi keuangan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan perbankan.

Sementara panitia kegiatan dipimpin oleh Aay Saeful Kholik, SE.MM bersama tim anggota Anjani, Yuli, dan Harpanshah.

Materi yang Diberikan

Hari pertama, peserta dibekali literasi dasar akuntansi dan pencatatan keuangan sederhana oleh:

1. Aristanti Widyaningsih, S.Pd

2. Mimin Widyaningsih, S.Pd

Hari kedua, materi dilanjutkan dengan praktik kewirausahaan modern dan pengelolaan modal oleh:

3. Riki Wijaya Putra (Entrepreneur & Affiliator)

4. Intania Setiati, S.Sos

5. Perwakilan Bank BJB

Tantangan UMKM: Catatan Keuangan Masih Lemah

Kepala Bidang Ujang Herman, SE.MM menegaskan bahwa salah satu hambatan terbesar UMKM Bandung Barat dalam mengakses KUR adalah lemahnya pencatatan keuangan. Banyak pelaku usaha mencampur aduk keuangan pribadi dan usaha, sehingga bank kesulitan menilai prospek bisnis mereka.

“Bank tidak mungkin memberi pinjaman tanpa melihat catatan usaha yang jelas. Kalau pencatatan tidak rapi, bagaimana bank bisa memproyeksi usaha itu berkembang atau justru bangkrut dalam waktu dekat?” tegas Ujang Herman.

Baca Juga:  AL-Hidayah Desa Wangunsari Gelar Penutupan Ngaos Keliling Bulan Ramadhan 1444H

Ia mencontohkan, pelaku usaha makanan kecil seperti penjual cilok sering menyatukan belanja konsumsi pribadi dengan belanja produksi. Kondisi ini membuat bank kesulitan menilai arus kas dan kelayakan usaha.

Fokus pada Generasi Milenial

Karena itu, pelatihan kali ini dikhususkan bagi 25 pelaku usaha muda yang terpilih melalui seleksi administrasi dan kesiapan teknologi.

Menurut Ujang, generasi muda lebih cepat menyerap materi akuntansi dasar, terbiasa dengan gadget, serta memiliki konsentrasi yang baik untuk menerapkan sistem pencatatan modern.

“Anak muda punya daya adaptasi tinggi terhadap teknologi. Harapannya mereka bisa membuat laporan keuangan yang rapi sehingga ketika mengajukan modal ke bank, langsung memenuhi syarat,” jelasnya.

Harapan Besar ke Depan

Selain mencatat keuangan, pelaku UMKM juga didorong untuk berinovasi, mengikuti perkembangan zaman, dan tidak takut naik kelas menjadi perusahaan besar. Ujang berharap, pelatihan ini bisa melahirkan wirausahawan baru yang tidak hanya mandiri, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi orang lain.

“Kalau usaha mereka berkembang, otomatis akan mengurangi pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat, bahkan menjadikan Bandung Barat sebagai pusat investor baru di Jawa Barat,” tambahnya dengan penuh optimisme.

Langkah Nyata Pemerintah

Meski masih terbatas hanya untuk 25 peserta, Diskop UKM Bandung Barat berkomitmen memperluas program ini ke depan. Bahkan ada wacana agar peserta terbaik bisa mengakses program lanjutan seperti Tenaga Kerja Mandiri (TKM) maupun bantuan modal usaha.

Acara ini menjadi bukti keseriusan pemerintah daerah dalam membina UMKM, terutama generasi milenial, agar tidak hanya bisa berjualan, tetapi juga memahami pentingnya administrasi keuangan sebagai fondasi menuju pengusaha besar.( RED)

Tinggalkan Balasan