Ungkap Strategi Anti Fraud pada Startup Fintech, Maxy Academy Undang Pakar Fintech

Ungkap Strategi Anti Fraud pada Startup Fintech, Maxy Academy Undang Pakar Fintech


Surabaya, 15 November 2024 – Maxy Academy kembali menggelar acara inspiratif Maxy Talks, sebuah wadah bagi generasi muda dan wirausahawan pemula untuk memperdalam ilmunya di bidang teknologi dan kewirausahaan. Maxy Talks kali ini mengusung tema “Be told Construct a Startup from the Knowledgeable” dengan menghadirkan Tommy Hartono, CEO Start.com, sebagai pembicara utama. Beginning.com adalah aplikasi sumber terbuka yang dirancang untuk membantu perusahaan fintech mencegah pencucian uang (Anti-Cash Laundering/AML) dan deteksi penipuan.

Antar-jemput Tommy Hartono Mendirikan Start.com

Pada sesi kali ini, Tommy Hartono berbagi kisah inspiratif tentang latar belakang berdirinya Start.com. Tommy menyampaikan Start.com lahir dari keprihatinannya terhadap terbatasnya akses layanan AML untuk fintech tahapan awal. “Banyak sekali perusahaan layanan AML yang hanya melayani fintech besar karena itu biayanya yang tinggi dan persyaratan yang sulit dipenuhi oleh startup kecil,” kata Tommy. “Hal ini menjadi kendala besar bagi para startup fintech yang ingin menerapkan sistem keamanan finansial, tetapi dihadapkan pada biaya tinggi dan persyaratan awal bisnis yang sepertinya tidak realistis,” tambahnya.

Didorong oleh kegelisahan dan pengalaman pribadinya, Tommy mengambil langkah besar dengan mendirikan get started.com. “Saya mendengar cerita dari seorang rekan yang kehilangan sampai $2 juta karena itu penipuan. “Ketika itu saya berpikir, ‘Kalau ada solusi yang lebih terjangkau, pasti dapat membantu dalam jumlah besar fintech kecil menghindari masalah serupa,’” kata Tommy. Dijelaskannya, dengan hadirnya Start.com, perusahaan startup dapat dapatkan layanan AML dengan biaya yang jauh lebih hemat.

Tommy juga menjelaskan tantangan besar di sektor ini yaitu biaya kepatuhan dan pencegahan penipuan yang dapat sampai 30% sampai 60% dari pendapatan transaksi. “Kita semua tahu bahwa keamanan itu sangat penting, tetapi bagi dalam jumlah besar pengusaha fintech, ini merupakan dilema karena itu harus segera untuk membuat pilihan antara keamanan dan keuntungan,” ujarnya. Tommy juga membeberkan knowledge mengenai pasar global layanan anti kejahatan keuangan, dimana kawasan Amerika menghabiskan sekitar $740 miliar consistent with tahun untuk tujuan kepatuhan anti kejahatan keuangan, yang memperlihatkan betapa pentingnya sektor ini dalam industri fintech.

Baca Juga:  Warisan Kuliner Nusantara di BINUS @Bekasi

Strategi Cross-To-Marketplace Beginning.com: Pendekatan Tiga Tahapan

Tommy kemudian menjelaskan strategi “Cross-To-Marketplace” Start.com yang terdiri dari tiga tahapan utama: Referral, Enlargement, dan Replikasi. Strategi ini dirancang untuk membangun kepercayaan, memperluas jangkauan, dan memastikan Awal.com bisa diadopsi secara luas di berbagai situs fintech.

Tahapan 1: Rujukan – Pada tahapan pertama ini, Start.com membangun jaringan dengan asosiasi fintech dan financial institution, asosiasi analisis transaksi, perusahaan konsultan, dan penyedia database daftar hitam. “Kami percaya kolaborasi dengan early adopsi seperti asosiasi fintech ini akan membantu kami dapatkan referensi pasar yang kuat,” jelas Tommy. Tahapan 2: Pertumbuhan – Pada tahapan kedua ini, Start.com memperluas pengaruhnya dengan menggunakan studi kasus, publikasi bersama (joint PR), dan pengembangan fitur pasar. “Kami ingin memberikan bukti nyata kepada industri bagaimana solusi kami bisa diterapkan dengan menggunakan studi kasus dan kolaborasi,” kata Tommy. Beginning.com juga meningkatkan jejak digitalnya dengan mengembangkan web site dan media sosial untuk membangun kredibilitas. Tahapan 3: Replikasi – Pada tahapan akhir, Start.com bertujuan untuk memperluas adopsi pasar dengan mengorbitkan program pelatihan “Coaching of Running shoes” (ToT), mendirikan akademi bersertifikat, dan menyediakan templat aturan pihak ketiga (third Birthday celebration Rule Template) . “Dengan menggunakan ini, kami mengharapkan solusi Panggang.com bisa diterapkan di seluruh ekosistem fintech dan menjadi bagian dari standar industri,” tambahnya.

Fakta dan Tantangan Fintech Startup di Indonesia

Dari kiri ke kanan, Tommy Hartono (CEO dan Co-Founder Panggang.com) dan Isaac Munandar (CEO dan Co-Founder MAXY Academy)
Dari kiri ke kanan, Tommy Hartono (CEO dan Co-Founder Panggang.com) dan Isaac Munandar (CEO dan Co-Founder MAXY Academy)

Pada sesi tanya jawab yang dipandu oleh Isaac Munandar, moderator dan perwakilan Maxy Academy, Tommy juga membahas tantangan yang dihadapi startup fintech di Indonesia. “Untuk saat ini terdapat sekitar 100 startup fintech baru yang bermunculan setiap bulannya di Indonesia, tetapi sekitar 90% di antaranya gagal bertahan lebih dari satu tahun,” kata Tommy. “Salah satu penyebab utama kegagalan ini adalah penipuan atau penipuan yang tak henti-hentinya terjadi di sektor fintech.”

Baca Juga:  Memahami Teknologi IVR, VoIP, dan IP PBX untuk Bisnis

Menanggapi hal tersebut, Isaac bertanya, “Menurut Anda, apa penyebab utama tingginya angka penipuan ini dan bagaimana pencegahannya dapat dilakukan di startup kecil?”

Tommy menjelaskan salah satu penyebab utamanya adalah serangan malware yang masuk ke perangkat pengguna dengan menggunakan berbagai cara, seperti electronic mail phishing, pesan WhatsApp, atau obtain dari sumber pihak ketiga yang sepertinya tidak aman. “Malware ini bisa mencuri knowledge penting dari perangkat pengguna dan menggunakannya untuk aktivitas penipuan. “Ini merupakan ancaman besar, terutama bagi pengguna yang belum memahami risiko keamanan virtual,” ujarnya.

Isaac kemudian menambahkan, “Edukasi pengguna mengenai keamanan virtual juga menjadi kunci penting bukan? Di Maxy Academy, kami juga tak henti-hentinya mengingatkan peserta pelatihan tentang pentingnya keamanan virtual, khususnya di sektor fintech yang rentan terhadap serangan semacam ini.”

Tommy mengamini pentingnya edukasi bagi pengguna, khususnya dalam mengenali ancaman virtual. “Saya setuju, edukasi pengguna itu penting. “Di Start.com, kami berkomitmen sepertinya tidak hanya menyediakan teknologi yang aman, tetapi juga meningkatkan pemahaman pengguna akan pentingnya menjaga keamanan knowledge pribadi,” kata Tommy.

Langkah Pencegahan Penipuan untuk Startup Fintech

Sebagai penutup, Tommy mengungkapkan beberapa langkah pencegahan penipuan yang dapat diterapkan oleh startup fintech. “Pertama, mempunyai sistem deteksi anomali sangat penting untuk melihat-lihat transaksi mencurigakan. Selain itu, kami sangat mendorong edukasi kepada pengguna agar lebih berhati-hati saat menerima pesan atau obtain dari sumber yang sepertinya tidak terpercaya, jelas Tommy. “Dengan edukasi dan teknologi yang tepat, kami bisa melindungi pengguna sekaligus menjaga kepercayaan mereka terhadap layanan fintech.”


Sumber: VRITIMES

Tinggalkan Balasan