Warga Cipatat dari Empat Desa Kecewa dan Minta Pihak Dinas untuk Normalisasi Irigasinya

Warga Cipatat dari Empat Desa Kecewa dan Minta Pihak Dinas untuk Normalisasi Irigasinya

CIPATAT, warnajembar.com // Warga Masyarakat dari empat Desa sangat kecewa, karena mereka merasa terhambat mata pencahariannya yaitu bercocok tanam padi di sawah yang kering di karenakan irigasinya dangkal oleh lumpur.

Empat Desa tersebut meliputi Desa Sarimukti, Kertamukti, Cipatat dan Desa Sumur Bandung, yang wilayah hukumnya di Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Sobirin, yang biasa di sapa kang obing salah satu warga kertamukti menuturkan kenapa sawah yang luas di daerahnya kekeringan, hal tersebut adalah dampak dari irigasinya yang dangkal akibat lumpur.

Menurutnya bahwa bentuk dari irigasi ini meliputi empat Desa yaitu Sarimukti, Kertamukti, Cipatat, Sumur Bandung, terdampak kekeringan, salah satunya ada yang gagal panen dan telat tanam, intinya irigasi sudah dangkal, dan perawatan sudah jelas kurang, boleh di cek di lapangan.

“Memang dua bulan ke belakang ada bencana di musim hujan, bencana ini sudah di lakukan oleh instansi terkait dan di batu masyarakat, ada alat berat juga serta ada iuran warga juga,” kata obing.

Terkait gotong-royong masyarakat sangat antusias tetapi obing mengatakan, “Hari ini kecewa, disini ada pembangunan proyek juga anggarannya cukup besar satu miliar lebih memang kita butuh dengan pembangunan tersebut. Cuman di sini yang kami butuhkan dengan para petani adanya normalisasi dari ujung saluran air sampai ke ujung lagi,” ujarnya.

Ia menyebutkan hari Kamis tanggal 20 Juni 2024, jelas bukan rekayasa, artinya masyarakat tidak ada yang berani bertani karena saluran air nya kering.

“Kami disini sebagai aktivis masyarakat sekaligus putra daerah dan bisa di bilang saya tokoh pemuda dari kertamukti, saya berani berbicara karena saya merasakan, artinya yang jelas yang di butuhkan hari ini untuk para petani dan warga adanya anggaran normalisasi,” tegas obing

Baca Juga:  Desa Laksan Mekar Gelar Sosialisasi Bersih Narkoba Bandung Barat BNNK

Untuk pekerjaan, ia menjelaskan keadaan tidak cukup dengan manual tapi harus pake alat berat untuk mengeruk lumpur yang sudah dangkal.

Harapan masyarakat dari empat Desa tersebut, jelas harus ada anggaran normalisasi, kondisinya tidak bisa manual lagi, harus dalam bentuk alat berat

“Kalau tidak ada reaksi dan realisasi nya dari pemerintah, ia akan bertindak ke Pemda setempat, biasanya sawah di tanami padi tiga kali dalam setahun, kalau kering bisa jadi mungkin ini sawah bukan di tanami padi lagi, melainkan di tanami pepohonan,” tegasnya

Kekeringan pun bukan di karena kemarau “walaupun kemarau Jalaur irigasi pasir angin ini, atau wilayah yang mencakup empat desa ini sebetulnya tidak pernah berhenti bertani,” imbuhnya

“Intinya yang di butuhkan oleh kita sebagai masyarakat bukan tidak mau terjun langsung membawa cangkul lagi, ini sudah dari dulu masyarakat gotong royong hingga ratusan orang, namun kalau terlulang lagi gotong royong terus sebenarnya masyarakat sudah merasa jenuh,” paparnya

Dilihat kondisi sekarang jelas banget airnya memang tersendat, obing mengatakan pernah juga di beberapa tahun lalu saat bupati KBB Abubakar bendungan irigasinya di naikin beberapa sentimeter, namun berhubung sudah berpuluh-puluh tahun airnya dangkal lagi karena lumpur.

“Artinya perlu ada perhatian khusus dari pusat tentang irigasi ini, karena di lihat sekarang dampaknya masyarakat menjerit, karena mata pencahariannya terganggu akibat telat air dari irigasi, mohon untuk pemerintah segera ada normalisasi secepatnya,” pungkasnya. **Red