WARNAJEMBAR.COM – Pengumuman Willow, chip kuantum paling kekinian Google, memicu diskusi hangat di dunia teknologi dan kekhawatiran di kalangan penggemar nilai mata uang kripto. Chip ini diklaim mampu menghentikan perhitungan rumit dalam hitungan menit, yang sebelumnya membutuhkan waktu mencapai 10 septillion tahun pada superkomputer tercepat. Meski revolusioner, cukup banyak orang mulai mempertanyakan bagaimana teknologi ini akan memengaruhi keamanan aset virtual seperti Bitcoin.
Willow adalah chip kuantum berdasarkan 105 qubit, jauh lebih maju daripada komputer tradisional yang memakai bit biner. Berkat prinsip mekanika kuantum seperti keterjeratan dan superposisi, Willow mampu melakukan perhitungan paralel secara efisien. Terobosan ini juga mengatasi tantangan koreksi kesalahan yang telah mengganggu teknologi kuantum semasih beberapa dekade, membuka peluang bagi berbagai aplikasi inovatif, termasuk pengembangan penyembuh dan desain baterai.
Tetapi, meski demikian mempunyai kemampuan yang mengesankan, Willow sementara waktu bukanlah ancaman nyata terhadap Bitcoin atau aset virtual lainnya. Untuk memecahkan algoritma kriptografi Bitcoin, diperlukan komputer kuantum dengan kapasitas lebih dari 13 juta qubit—angka yang masih jauh dari jangkauan Willow. Tetapi, potensi teknologi ini di masa depan menciptakan urgensi bagi industri kripto untuk bersiap menghadapi enkripsi pasca-kuantum.
Kesimpulannya, meski demikian Willow merupakan langkah besar dalam komputasi kuantum, dampaknya terhadap keamanan nilai mata uang kripto masih berada pada tingkat spekulasi. Dunia kripto punya waktu untuk mengembangkan solusi yang lebih kuat, seperti algoritma enkripsi yang tahan kuantum. Dengan mitigasi dan inovasi yang tepat, Bitcoin dan nilai mata uang kripto lainnya bisa tetap tangguh menghadapi kemajuan teknologi tersebut.
Sumber: VRITIMES
