Bandung Barat – Warna jembar.com // Suasana penuh keakraban menyelimuti Rumah Makan BBC Babakan Cinta, Pasirhalang, Kecamatan Cisarua, Rabu (15/10/2025). Di tempat inilah, Anggota DPRD Kabupaten Bandung Barat (KBB) Fither Tjuandys, D.I.P., M.M., menggelar Reses Masa Sidang I Tahun Sidang Ke-2.
Kegiatan ini menjadi wadah penting bagi masyarakat untuk menyampaikan langsung berbagai aspirasi dan permasalahan di wilayah Daerah Pemilihan (Dapil) III, yang meliputi Lembang, Cisarua, dan Parongpong.
Fither, politisi muda dari Partai Demokrat, menegaskan bahwa kegiatan reses bukan sekadar agenda formal dewan, melainkan wujud tanggung jawab moral dan politik untuk hadir, mendengarkan, serta mencari solusi atas berbagai keluhan masyarakat.
“Reses ini bukan seremonial. Ini kewajiban kami untuk datang langsung, mendengar, dan menyerap aspirasi rakyat. Karena tugas DPRD bukan hanya duduk di kantor, tapi turun ke lapangan, memahami persoalan nyata masyarakat,” ujar Fither dalam sambutannya.
Dalam sesi dialog, berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat mencuat ke permukaan. Mulai dari krisis air bersih yang masih menghantui beberapa wilayah, pengelolaan sampah yang belum maksimal, hingga jalan rusak yang menghambat aktivitas ekonomi dan pendidikan warga.
Tak hanya itu, masyarakat juga menyoroti perlunya perhatian terhadap fasilitas keagamaan dan ruang publik yang layak.
Setiap suara dan masukan dicatat dengan cermat oleh Fither untuk dimasukkan ke dalam Pokok-Pokok Pikiran (Pokir) DPRD, yang nantinya akan menjadi dasar dalam penyusunan rencana pembangunan dan penganggaran daerah tahun 2026.
“Setiap aspirasi ini adalah amanah. Kami akan kawal agar masuk dalam prioritas pemerintah daerah. Tidak boleh ada wilayah yang tertinggal karena tidak terdengar,” tegasnya.
Selain menampung aspirasi, kegiatan ini juga menjadi ajang pembinaan struktur Partai Demokrat hingga tingkat desa. Sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat KBB, Fither menekankan pentingnya peran kader dan pengurus partai dalam menjadi penyambung lidah rakyat di akar rumput.
“Struktur partai harus hadir di tengah masyarakat. Jangan hanya aktif saat pemilu. Kader di tingkat desa harus tahu apa yang dirasakan rakyatnya. Karena dari kedekatan itu muncul kepercayaan dan kekuatan politik yang sesungguhnya,” ujar Fither dengan penuh semangat.
Ia mengingatkan bahwa politik bukan semata urusan kekuasaan, melainkan alat perjuangan untuk menyejahterakan rakyat. Oleh sebab itu, Fither mengajak seluruh pengurus dan kader Demokrat di Bandung Barat untuk bekerja keras dan menjaga kepercayaan masyarakat.
“Kalau kita mau Demokrat kembali kuat, maka kedekatan dengan rakyat harus dibangun mulai sekarang. Saya menargetkan Demokrat ke depan bisa menambah kursi dari lima menjadi tujuh atau delapan kursi di DPRD. Tapi target itu hanya mungkin jika kita benar-benar bekerja di lapangan,” katanya optimistis.
Fither juga menyinggung wacana yang tengah berkembang di masyarakat, yakni kemungkinan Lembang dan sekitarnya menjadi kota baru jika telah memenuhi persyaratan administratif dan sosial-ekonomi.
Menurutnya, aspirasi tersebut sah dan layak diperjuangkan, selama demi kemajuan dan kesejahteraan warga Bandung Barat.
“Kalau syaratnya terpenuhi, kenapa tidak? Ini hak warga negara untuk memajukan daerahnya. Selama itu demi kebaikan bersama, kita harus dukung dan perjuangkan dengan cara yang benar,” ucapnya menutup kegiatan reses.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, pengurus partai, perangkat desa, dan warga dari tiga kecamatan. Suasana penuh dialog dan keterbukaan mencerminkan semangat politik yang sehat bahwa wakil rakyat sejati bukan sekadar berbicara di gedung dewan, tetapi juga mau duduk di tengah rakyat, mendengarkan, dan menindaklanjuti aspirasi mereka.
Dengan gaya komunikatif dan rendah hati, Fither Tjuandys menunjukkan bahwa politik bisa menjadi jembatan kepercayaan antara pemerintah dan rakyat.
Melalui kegiatan reses ini, Demokrat di Bandung Barat menegaskan kembali komitmennya: membangun dari desa, mendengar suara rakyat, dan bekerja untuk kesejahteraan bersama. (Red)