Alun-Alun KBB Jadi Sorotan Publik, Ini Menurut Pengamatan Gaston Sebagai Aktivis

Alun-Alun KBB Jadi Sorotan Publik, Ini Menurut Pengamatan Gaston Sebagai Aktivis

KBB-warnajembar.com // Pembangunan Alun-Alun Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang terletak di samping Desa Mekarsari Kecamatan Ngamprah, jadi sorotan publik, yang sepertinya situasi tempat dan lokasinya susah di ketahui publik, dan sangat kecil

Menurut salah satu aktivis di KBB Gaston, pembangunan alun-alun harusnya dulu sebelum di bangun, perencanaan posisi dan lahannya harus luas sehingga masyarakat tau.

“Mulai dari awal sampai sekarang, harusnya ada kelayakan publik sering lah sama masyarakat, apakah alun-alun tersebut dengan perencanaan seperti itu, lokasi di situ, harusnya pengelolaannya di publikasikan secara luas, sehingga masyarakat itu hapal bahwa itu alun alun,” ungkapnya, Sabtu 23 Maret 2024

Gaston sebagai masyarakat merasa tidak puas, dengan ke adaan alun-alun selatan kecil itu.

“Ya terus terang aja saya melihat alun- alun kecil begitu, pembangunannya hanya segitu, ya saya merasa tidak puas saja harusnya yang di sebut alun-alun secara ke aripan lokal tempat berkumpul,” terang Gaston

ia juga mengatakan alun-alun tempat bertemunya kepala daerah, atau petinggi daerah dengan masyarakat.

“Artinya tempatnya harus luas, ya kalau tempatnya segitu pengelolaannya siapa ya sampai detik ini saya juga tidak tau, serah terimanya kapan, apakah pekerjaannya sudah di serah terima kan apa belum saya juga tidak tau,” tuturnya

Selain itu, saat di tanya media warnajembar.com terkait efektif dan tidaknya, ia mengatakan tidak efektif karena situasi dan lokasinya kecil dan tidak di ketahui publik.

“Kalau lokasinya di situ, dan tempatnya seluas itu, mungkin efektif nya hanya sekedar buat desa saja, sedangkan yang di sebut alun alun tingkat kabupaten maupun kota yaitu di tempat terbuka artinya untuk publik yang seluas luasnya,” ucap Gaston.

Baca Juga:  Waduh, Sambut HUT RI ke-79 Kecamatan Batujajar Gelar Acara Berbeda Dengan Kecamatan Lain ini Patut Jadi Contoh

ia juga berharap kepada pihak Pemda, untuk mengkaji ulang terkait alun-alun, jangan sampai di paksakan.

“Ya kalo bisa tolong di kaji lagi untuk memiliki alun-alun yang layak lah untuk sekelas kabupaten, atau bisa saja tempatnya di depan kantor Pemda di seberangnya tanah masih luas, jadi jangan di paksakan,” pungkasnya.

Di singgung bangunan alun-alun sudah jadi dan beres, menurutnya yang sudah di bangun itu hanya untuk pasilitas umum (PAS UM) untuk pendukung KBB saja, dan judulnya di ganti bukan alun-alun KBB lagi. (**red)