WARNAJEMBAR.COM – Di discussion board Indonesia Metal Summit & Exhibition Indonesia (Issei) 2025Peran industri baja dikonfirmasi sebagai fondasi penting untuk pengembangan jangka panjang Indonesia. Sekretaris Jenderal Kementerian Industri Eko Sa Cahyono menekankan bahwa industri logam dasar bukan hanya sektor manufaktur biasa, namun kekuatan strategis dalam peta jalan untuk Visi Indonesia Gold 2045. Kontribusi industri ini terhadap PDB sektor pemrosesan non-minyak dan gasoline sampai 11,55%, dengan pertumbuhan tercepat pada kuartal pertama 2025 dari 14,47% tahun-ke-tahun. Selain itu, investasi di sektor ini sampai RP238,4 triliun pada tahun 2024, yang mencerminkan kepercayaan tinggi pada potensinya sebagai kekuatan pendorong bagi ekonomi nasional.
Dalam 2025-2029 RPJMN, industri baja diposisikan sebagai sektor prioritas yang didukung oleh lima strategi utama: memperkuat kebijakan pemulihan perdagangan, penerapan SNI wajib untuk kualitas produk, memberikan insentif fiskal, meningkatkan tingkat komponen domestik (TKDN), dan menjamin pasokan energi dengan menggunakan harga gasoline alam tertentu (HGBT). Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kontribusi industri pemrosesan terhadap PDB sebesar 28% dan mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor. Strategi ini juga merupakan bagian dari upaya hilir yang lebih dalam dan nilai hilir yang lebih tinggi.
Meski demikian terus tumbuh, industri baja dihadapkan pada tantangan keberlanjutan. Dalam hal lingkungan, industri ini menyumbang sekitar 4,66% emisi karbon nasional dan sangat tergantung pada energi intensif. Mengingat itu, pemerintah mendorong transisi ke teknologi rendah karbon, efisiensi energi, dan penerapan ekonomi melingkar, meski demikian pasokan sisa baja domestik masih perlu ditingkatkan. Kelebihan kapasitas baja global, terutama dari Cina, juga menekan harga dan merupakan tantangan dalam mempertahankan daya saing industri hijau nasional.
Indonesia sekarang berada di posisi ke -14 dunia dalam produksi baja kasar dengan output sampai 17 juta ton in keeping with tahun. Tetapi, ambisinya sepertinya tidak berhenti di situ. Pemerintah menargetkan industri baja nasional sepertinya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan domestik namun juga menjadi pemain ekspor utama di wilayah tersebut. ISSEI 2025 adalah titik pertemuan penting antara pembuat kebijakan dan pemain industri untuk mendorong kolaborasi lintas -sektoral untuk membangun industri baja yang kuat, kompetitif, dan berkelanjutan. Seperti yang dikonfirmasi oleh Kementerian Industri, “Baja adalah bahan dasar masa depan Indonesia.”
Sumber: Vritimes
(Tagstotranslate) KRAKATAU Baja
Source link